Rabu 27 May 2020 03:39 WIB

Cegah Kepunahan, UPT Konservasi Terpaksa Beli Telur Penyu

Telur penyu yang dibeli selanjutnya diinkubasi sampai kuat lalu dilepasliarkan.

Penyu
Foto: ABC News
Penyu

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- UPT Konservasi dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan Sumatera Barat membeli telur penyu sebagai upaya mencegah hewan tersebut dari kepunahan. Perburuan telur penyu yang dimitoskan bisa menjadi obat kuat telah berdampak pada penurunan populasi penyu jenis sisik, lekang dan penyu hijau (Chelonia mydas) di pesisir pantai di Sumatera Barat. Bila upaya konservasi tidak dilakukan bisa berdampak kepunahan.

Kepala UPT Konservasi dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan Sumbar Irwansyah Yanmengatakan, pihaknya terpaksa membeli telur penyu tersebut dari nelayan seharga Rp 3.150/butir. Selanjutnya, telur penyu ini diinkubasi, setelah cukup umur dan kuat selanjutnya dilepasliarkan di bibir pantai.

Baca Juga

"Kita siapkan uang adopsi untuk membeli telur penyu tersebut, sebagian telur itu lolos dan dijual di pasaran," ujarnya, Selasa (26/5).

Kegiatan konservasi penyu tersebut sudah berjalan beberapa tahun terakhir yang sebelumnya dikelola kabupaten/kota. Kini, aktivitas itu diserahkan penanganannya ke UPTD konservasi dan pengawasan. Saat ini telur penyu diinkubasi di UPTD Pariaman, Padang dan Pesisir Selatan.

 

Ia menyatakan penyu biasanya bertelur di pulau atau pantai dengan permukaan yang landai. Kebiasaan ini sudah diketahui nelayan dan ditunggu untuk diambil telurnya.

"Penyu bertelur tergantung musim. Saat terjadi abrasi dan ombak besar mereka menahan diri atau jarang bertelur," kata dia.

Agar kegiatan perburuan telur penyu bisa dihentikan, pihaknya telah membentuk tim pengawasan dan memberikan sanksi bagi nelayan yang masih terus mengambil telur penyu. "Kita tidak beli terus-terusan. Kalau ada nelayan yang sudah diingatkan tapi masih bandel, akan dibuatkan surat pernyataan dan bila tetap melanggar akan dikenakan sanksi," ucap dia.

Telur dan daging penyu adakalanya mengandung racun yang berasal dari makanan. Biasanya penyu mengonsumsi koral dan ubur-ubur, tapi kalau kondisi pantai dan perairan tercemar, makan makanan yang lazim dikonsumsi akan sulit didapat.

Satu pusat konservasi penyu yang sudah berkontribusi dalam merawat dan melepasliarkan penyu adalah yang berlokasi di Jalan Syeh Abdul Arif, Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara, Sumatra Barat. Di lokasi ini ada berbagai jenis penyu (tukik) yang diinkubasi. Sejak 2009 tempat penangkaran penyu ini telah melakukan penangkaran kurang lebih 30.000 ekor tukik.

Setelah melewati masa penangkaran, sebagian besar tukik-tukik tersebut kemudian dilepaskan ke laut. UPTD Pusat Konservasi Penyu Pariaman ini memiliki beberapa fasilitas yang dapat dikunjungi pengunjung seperti, ruang inkubasi peneluran penyu, hacthery, dan ruang karantina.

Pengelola juga menyediakan ruang informasi untuk pengunjung yang ingin mengetahui lebih banyak informasi mengenai tukik-tukik yang ada di pusat konservasi ini. Selain berfungsi sebagai pusat konservasi, saat ini UPTD Pusat Konservasi Penyu Pariaman juga menjadi salah satu objek eko-wisata. Tidak hanya wisatawan dari Pariaman dan Padang pada umumnya, namun wisatawan mancanegara juga menjadikan konservasi penyu ini sebagai destinasi wisata.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement