Selasa 26 May 2020 16:31 WIB

IHSG Menguat Didorong Optimisme Penemuan Vaksin Covid-19

Secara regional, indeks pasar saham Asia hari ini bergerak menguat.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat dibukanya perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (26/5). IHSG dibuka menguat 32,16 poin atau 0,71 persen ke posisi 4.578,11 pada pukul 09.25 WIB.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat dibukanya perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (26/5). IHSG dibuka menguat 32,16 poin atau 0,71 persen ke posisi 4.578,11 pada pukul 09.25 WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan Selasa (26/5). Indeks saham menguat 1,78 persen atau naik 80 poin ke level 4.626,79. Secara regional, indeks pasar saham Asia hari ini bergerak menguat. 

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, menguatnya pasar saham Asia ditopang optimisme terhadap penemuan vaksin Covid-19. Perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat, Novavax mulai melakukan eksperimen calon vaksin virus korona pada manusia. 

Sebelumnya Moderna juga melaporkan perkembangan positif percobaan calon vaksin virus korona. Sebanyak 45 partisipan Moderna mengalami pembentukan antibodi virus korona. "Kabar tersebut tampaknya direspons positif oleh pelaku pasar," kata Nico, Selasa (26/5).

Sementara dari dalam negeri, menurut Nico, menguatnya bursa Asia turut menopang lajunya indeks IHSG. Di sisi lain, kesiapan Indonesia untuk memasuki fase new normal akan menjadi perhatian pelaku pasar. 

Nico melihat, era new normal memberikan harapan kembalinya kegiatan ekonomi dalam negeri yang sempat terpuruk akibat pandemi virus korona. Kegiatan lockdown yang terus-menerus ini akan berdampak buruk bagi ekonomi sehingga pemerintah harus mengambil jalan tengah.

Namun, menurut Nico, pemerintah perlu mempertimbangan kesiapan semua pihak dalam menjalankan era new normal tersebut. Apabila tidak siap menghadapi new normal, Indonesia justru berpotensi mengalami gelombang kedua Covid-19.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement