Paradoks, Bagaimana Bisa Berdamai dengan Covid-19?

Prioritas saat ini bagaimana Covid-19 segera lenyap dan binasa dalam waktu yang cepat

Selasa , 26 May 2020, 11:52 WIB
Anggota Komisi III DPR-RI  Achmad Dimyati Natakusumah
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Anggota Komisi III DPR-RI Achmad Dimyati Natakusumah

REPUBLIKA.CO.ID, DR. H.R. Achmad Dimyati Natakusumah, S.H., M.H, Anggota Komisi III DPR-RI

JAKARTA -- Covid-19 quite dangerous atau the silent enemy yang sangat jahat dan sadis sebagai common enemy yang harus dibasmi dan dimusnahkan dimuka bumi ini khususnya dibumi pertiwi. Sebab Covid-19 sedang melakukan invasi dan agresi keseluruh dunia sebagai virus atau penyakit yang sangat berbahaya lebih jahat dari teroris dan penjajah dimasa kolonial penjajahan, serta lebih sadis dari pembunuh berdarah dingin.

Covid-19 lebih ganas, penyebarannya seperti zombie dan drakula atau vampir yang sangat mudah menular terinfeksi dari mahluk ke mahluk yang lain. Covid-19 sangat mengguncangkan dunia dan mengubah kebiasaan dan menjadi budaya baru di seluruh dunia yang dihantui dan ditakuti oleh seluruh manusia di dunia ini.

Karena serangannya begitu cepat sekali menusuk menyumbat tenggorokan dan merusak paru-paru. Padahal paru-paru tempat bernafasnya manusia, apabila sumber pernafasannya dirusak dan disumbat maka siapa yang terkena Covid-19 sangat sulit untuk tertolong.

Maka kita tidak bisa berdamai dengan Covid-19, apalagi hidup berdampingan ini sangat berbahaya karena penularannya sangat cepat.

Covid-19 tidak peduli dan tidak pandang bulu baik tua maupun muda bahkan balita, tidak peduli kaya miskin baik pejabat maupun bukan pejabat. Siapa saja dirusak dan dibunuh dengan cepat dan Covid-19 ingin meluluhlantahkan dan menghancurkan manusia dimuka bumi ini.

Maka mau tidak mau kita harus berperang dan menghancurkan Covid-19 di nusantara ini. Covid-19 berbeda dengan binatang buas atau pembunuh penjajah manapun yang memilah memilih dalam menentukan target yang akan menjadi korban tidak dibasmi semua. Sementara dalam peperangan ini siapa cepat siapa dapat.

Bila Covid-19 yang lebih cepat merasuk keseluruh tubuh manusia di negara ini maka kita akan kalah dan akan hancur. Maka untuk memenangkan peperangan melawan Covid-19 ini diperlukan perencanaan yang matang, dan sangat dibutuhkan kekompakan dan kebersamaan seluruh elemen masyarakat untuk berpartisipasi dan turut serta seluruhnya ikut bersama sama bersatu berperang melawan Covid-19.

Semua harus ada dalam satu komando utuh di bawah kepemimpinan panglima tertinggi di republik indonesia. Setelah perencanaan yang matang sampai dengan pascanya, untuk mensukseskan perencanaan tersebut maka diperlukan anggaran yang cukup dan menyeluruh dengan prinsip effesien dan effektif.

Anggaran tersebut diantaranya untuk membiayai kebutuhan sosialisasi, sandang, pangan dan vitamin serta insetif petugasnya, serta imunisasi juga diperlukan untuk rapid test dan swab serta karantina dan peralatannya pengobatannya sampe ke penguburannya serta pengamanannya.

Ddalam peperangan ada saja yang tidak ikut garis komando yang akan merusak dan mengganggu semangat perjuangan untuk memenangkan peperangan melawan Covid-19. Diantaranya dengan alasan ekonomi dan lain lain, tidak ada artinya kemajuan pertumbuhan ekonomi dan lain lain bila manusia dimuka bumi ini musnah secara perlahan lahan, dan binasa semua karena terjangkit dan dikuasai Covid-19.

Prioritas saat ini adalah bagaimana Covid-19 segera lenyap dan binasa dalam waktu yang cepat dan tepat maka diperlukan peralatan dan perlengkapan yang memadai sesuai dengan protokol kesehatan dan segera dicari vaksin/obat untuk bisa melawan ganasnya Covid-19. Semoga Indonesia bisa paling unggul di dunia ini dalam peperangan dengan Covid-19.