Selasa 26 May 2020 07:38 WIB

WHO Hentikan Uji Hydroxychloroquine Sebagai Obat Covid-19

WHO hentikan uji coba obat malaria hydroxychloroquine sebagai obat untuk Covid-19

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Bahrain klaim menjadi negara pertama pengguna Hydroxychloroquine untuk Covid-19. Ilustrasi.
Foto: Caroline Blumberg/EPA
Bahrain klaim menjadi negara pertama pengguna Hydroxychloroquine untuk Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menghentikan sementara pengujian obat malaria hydroxychloroquine sebagai obat untuk Covid-19. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengggunakan hydroxychloroquine untuk mencegah Covid-19 dan mempromosikannya.

"Kelompok eksekutif telah menghentikan sementara uji coba hydroxychloroquine dan data keamanan sedang ditinjau oleh dewan pemantauan keamanan data," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers Senin (25/5) waktu setempat seperti dilansir Aljazirah.

Baca Juga

WHO sebelumnya tidak merekomendasikan penggunaan hydroxychloroquine untuk mengobati maupun mencegah infeksi virus corona. Ini karena belum ada uji klinis yang membuktikan bahwa obat tersebut efektif menyembuhkan infeksi Covid-19.

Sebelumnya, Presiden Trump menyatakan, dia telah rutin mengonsumsi hydroxychloroquine setiap hari selama satu pekan. Padahal, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) belum memberikan rekomendasi penggunaan obat anti malaria itu untuk mencegah virus korona.

Hingga kini, FDA masih meneliti dampak dan efek samping dari penggunaan obat tersebut. Alasan Trump mengkonsumsi hydroxychloroquine karena membaca sejumlah surat dari orang-orang yang menangani pasien virus corona bahwa obat tersebut bisa mencegah penularan.

Trump mengatakan, dirinya sampai saat ini tidak terpapar oleh virus corona. Pada masa awal pandemi virus corona, Trump sempat memberikan pernyataan yang meyakini bahwa hydroxychloroquine adalah obat yang ampuh mengobati dan mencegah virus korona.

Hal itu membuat permintaan terhadap obat tersebut di AS dan negara-negara lain meningkat tajam. Namun, sejumlah pakar obat-obatan dan kedokteran meragukan klaim tersebut. FDA telah memperingatkan penggunaan hydroxychloroquine pada pasien Covid-19 mampu meningkatkan risiko penyakit jantung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement