REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Lincah dan cepat. Demikian sedikit dari gaya bermain winger Juventus, Douglas Costa. Kendati memiliki kemampuan individu mumpuni, penampilan Costa cenderung naik turun.
Apa penyebabnya? Faktor cedera membuat jugador Brasil kerap masuk ruang perawatan. Itu terjadi berulang kali dalam karier profesionalnya.
"Ada saat-saat dimana saya berpikir, masih bisakah saya bermain?" kata Costa mencoba intropeksi diri, dikutip dari Football Italia, Selasa (26/5).
Ia lelah cedera terus datang menghampirinya. Ia sampai memikirkan tentang rencana pensiun. Namun ketika ia menonton lagi di TV, ia merasa sepak bola adalah gairahnya.
Muncul lagi keyakinanannya bahwa ia bisa tampil di level tertinggi. Itu membuat dirinya tetap bertahan. Menurut Costa sepakbola hal sederhana. Itu tidak ada hubungam dengan uang atau menjadi orang terkenal.
"Intinya adalah kau bisa melakukan apa yang kau sukai, dan bersenang-senang ketika melakukannya," ujar eks Bayern Muenchen itu.
Costa sering mendapat pujian setinggi langit. Ia dinilai memiliki potensi menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Namun karena sesuatu di luar kendalinya, sang winger gagal menunjukkan konsistensi di level teratas.
Fakta demikian menggangu pikirannya. Ia sampai menyewa pelatih mental untuk menangani dirinya.
"Mereka bukan psikolog, tapi mereka bisa menunjukkan kepada anda, bagaimana keadaan di masa kecil, masih bisa memenangaruhi anda (saat ini)," tutur Costa.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
