Senin 25 May 2020 23:20 WIB

Meksiko Selidiki Penemunan 12 Jasad dengan Luka Tembak

12 jasad pria dengan luka tembak di Meksiko ditemukan dalam truk.

12 jasad pria dengan luka tembak di Meksiko ditemukan dalam truk. Ilustrasi Penembakan
Foto: Pixabay
12 jasad pria dengan luka tembak di Meksiko ditemukan dalam truk. Ilustrasi Penembakan

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY— Otoritas Meksiko mengatakan pada Sabtu (23/5) bahwa pihaknya sedang menyelidiki 12 jasad pria, yang ditemukan dengan luka tembak, di dalam sebuah truk curian yang ditinggalkan di Negara Bagian Michoacan.

Para kartel terlibat bentrokan atas wilayah di kawasan yang dikenal sebagai Tierra Caliente, yang bahasa Spanyol yang berarti "Tanah Panas", mencakupsejumlah daerah dari negara bagian tetangga Michoacan, Guerrero dan Negara Bagian Meksiko berada.

Baca Juga

Jaksa agung Negara Bagian Michoacan melalui pernyataan menyebutkan jenazah para pria, yang belum diidentifikasi tersebut, ditemukan di Kota San Lucas, lokasi tiga perbatasan negara bagian.  Menurut otoritas, truk tersebut dilaporkan dicuri tahun lalu di Mexico City. 

Secara terpisah, sebelumnya Amerika Serikat (AS) telah mengembalikan sedikitnya 1.000 anak-anak migran tanpa pendamping ke Meksiko, El Salvador, Guatemala, dan Honduras sejak awal Maret. Langkah itu tetap dilakukan meskipun, UNICEF melihat ada risiko kekerasan dan diskriminasi yang memburuk karena pandemi virus korona.

"Covid-19 membuat situasi yang buruk menjadi lebih buruk. Diskriminasi dan serangan sekarang ditambahkan ke ancaman yang ada seperti kekerasan geng yang mendorong anak-anak ini untuk pergi," kata Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore.

Meksiko juga telah mengembalikan setidaknya 447 anak-anak migran ke Guatemala dan Honduras selama periode yang sama. UNICEF memperingatkan bahwa anak-anak yang kembali dari AS dan Meksiko menghadapi risiko perlindungan tambahan karena persepsi mereka terinfeksi virus korona.

"Ini berarti banyak anak yang kembali sekarang berisiko dua kali lipat dan dalam bahaya yang lebih besar daripada ketika mereka meninggalkan komunitas mereka," ujar Fore.

 

 

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement