Selasa 26 May 2020 00:07 WIB

Tenaga Medis RSD Wisma Atlet Juga Butuh Kesehatan Mental

Tim kesehatan mental memberikan ice breaking kepada petugas di RS Darurat Wisma Atlet

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Muhammad Fakhruddin
 300 relawan di Jakarta dan delapan kota besar di Indonesia mendeklarasikan Siaga Relawan Indonesia Bersatu Lawan Covid 19 di Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, Rabu (22/4).
Foto: Siaga Relawan Indonesia Lawan Covid-19
300 relawan di Jakarta dan delapan kota besar di Indonesia mendeklarasikan Siaga Relawan Indonesia Bersatu Lawan Covid 19 di Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, Rabu (22/4).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Jam kerja yang panjang membuat para petugas di rumah sakit (RS) Darurat Wisma Atlet, Jakarta membutuhkan stamina dan kesehatan mental yang baik. RS Darurat Wisma Atlet memiliki fasilitas kesehatan mental untuk pasien dan petugas penanganan virus corona SARS-CoV2 (Covid-19).

Kakesdam Jaya Kolonel Ckm Stefanus Dony menyampaikan bahwa dukungan yang tak kalah penting dari para dokter dan tenaga kesehatan yaitu tim kesehatan mental. Saat ini, pihaknya mendapatkan 10 personel sebagai tim kesehatan mental. Personel tersebut berasal dari TNI dan sukarelawan. 

"Tekanan yang dihadapi para personel kesehatan sangat tinggi," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (25/5).

Sebelumnya mereka bekerja selama 14 hari penuh ditambah masa karantina 14 hari. Tidak seperti ketika para tenaga medis ini bekerja di rumah sakit dalam kondisi ‘normal.’ Ketika bekerja di rumah sakit, ia menyebutkan mereka mungkin mendapatkan libur setelah satu atau dua hari bekerja, tetapi tidak di RS Darurat Wisma Atlet. Setelah dilakukan evaluasi kinerja, tenaga medis dituntut bekerja 30 hari. Hal tersebut berdasarkan evaluasi 14 hari kerja yang dinilai kurang efisien. Waktu 14 hari dinilai tidak cukup untuk mengenali lingkungan di beberapa tower RS Darurat Wisma Atlet yang diaktifkan. 

“Dalam waktu satu bulan ini, mereka langsung datang dan bisa memahami situasi di sini,” ujar Dony di hadapan Ketua Gugus Tugas Nasional Doni Monardo saat berkunjung di RS Darurat Wisma Atlet pada hari ini.

Selain memberikan konseling, tim kesehatan mental memberikan ice breaking kepada personel atau petugas yang bekerja di RS Darurat Wisma Atlet. “Ice breaking diberikan untuk menghadapi pasien dengan latar belakang berbeda,” kata Dony.

Ia mencontohkan ketika perawat berhadapan dengan  pasien yang berprofesi anak buah kapal (ABK). Mereka masih muda tetapi positif Covid-19. Menghadapi anak-anak muda seperti ini membutuhkan kesabaran.

Selain itu, pengertian dan pemahaman pasien mengenai Covid-19 masih kurang. Misalnya, mental pasien menjadi turun ketika pasien itu diinformasikan terpapar virus. Pada awalnya, ditemui beberapa kasus yang membutuhkan dukungan kesehatan mental sehingga tim yang dibentuk itu menambah fasilitas RS Darurat Wisma Atlet. 

Sementara itu, Doni Monardo yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengapresiasi sejumlah pihak sejak perencanaan hingga pengaktifan.  RS Darurat Wisma Atlet dibuka Presiden Joko Widodo pada 23 Maret lalu. 

Ia mengapresiasi semua pihak yang telah menyiapkan RS Darurat Wisma Atlet dari awal proses berlangsung sejak Februari pertengahan. "Setelah mendapatkan pesan dari Menteri Sekretariat Negara untuk menyiapkan fasilitas RS dalam menghadapi wabah Covid. Kemudian kami berkoordinasi dengan Menteri PU dan BUMN atas perintah Presiden," katanya.

Sejak dibuka pada pertengahan Maret lalu, total pasien terdaftar hingga Senin (25/5) berjumlah 3.966 orang. Sedangkan jumlah rawat inap berjumlah 932 orang, dengan rincian laki-laki 610 dan perempuan 322 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement