Senin 25 May 2020 12:03 WIB

Kapal Tanker Iran Tiba untuk Bantu Bahan Bakar di Venezuela

Venezuela yang kaya cadangan minyak, kekurangan bahan bakar.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Kapal tanker minyak Iran, ilustrasi
Foto: REUTERS/Jon Nazca
Kapal tanker minyak Iran, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Kapal tanker minyak Iran pertama telah memasuki perairan Venezuela untuk membantu negara tersebut dalam mengatasi kekurangan bahan bakar. Menurut pelacak pengiriman, TankerTracker, kapal minyak Fortune secara resmi memasuki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Venezuela pada Sabtu sekitar pukul 19.30 waktu setempat.

"Kapal tanker Iran pertama telah mencapai perairan Venezuela. Terima kasih kepada Angkatan Bersenjata Bolivarian karena telah mengawal mereka," ujar Kedutaan Iran di Venezuela, dalam sebuah unggahan di Twiter.

Baca Juga

Televisi pemerintah Venezuela memperlihatkan gambar-gambar kapal laut dan pesawat terbang yang siap untuk menyambut kapal tanker tersebut. Pemerintah Persiden Nicolas Maduro menyatakan, militernya akan mengawal kapal tanker itu ketika mencapai ZEE. Menurut televisi pemerintah, kapal tanker Fortune sedang menuju ke kilang El Palito di Puerto Cabello, negara bagian Carabobo utara.

Kapal tanker minyak Iran lainnya seperti, Forest, Petunia, Faxon, dan Clavel diperkirakan tiba di Venezuela dalam beberapa hari mendatang. Pengiriman kapal tanker minyak tersebut telah menyebabkan ketegangan hubungan diplomatik antara Amerika Serikat (AS), Iran, dan Venezuela. Terlebih, Iran dan Venezuela mendapatkan sanksi ekonomi dari AS.

"Ini (pengiriman) akan menjadi contoh bagaimana rezim Iran mengambil kekayaan rakyat Iran dan menghabiskannya di Venezuela pada Maduro," ujar perwakilan khusus AS untuk Iran, Brian Hook, dilansir Aljazirah.

Belum lama ini, AS meningkatkan armada angkatan lautnya di Karibia sebagai bagian dari operasi anti-narkoba. Juru bicara Pentagon, Jonathan Hoffman mengatakan, dia tidak mengetahui bahwa ada operasi yang terkait dengan kapal Iran.

Seorang profesor di Universitas Teheran, Mohammad Marandi mengatakan, AS tidak memiliki hak untuk menentukan bagaimana Iran dan Venezuela melakukan bisnis mereka. Menurutnya, AS tidak bisa mendikte atau memberikan persyaratan bagi masyarakat internasional dalam perdagangan.

"Yang penting adalah bahwa ini adalah ikatan perdagangan antara dua negara berdaulat. Iran bukan negara yang lemah seperti negara-negara di UE yang tunduk kepada Amerika Serikat. Ada pesan yang ingin disampaikan oleh Iran dengan pengiriman kapal tanker itu. Iran ingin mendukung rakyat Venezuela dan menentang hegemoni AS," ujar Marandi.

Presiden Iran, Hassan Rouhani memperingatkan agar AS tidak mengganggu pengiriman saat tanker minyak melewati Laut Karibia, ketika dalam perjalanan mereka ke Venezuela. Rouhani menekankan bahwa Iran tidak ingin memiliki konflik baru dengan AS, tetapi negaranya berhak untuk membela kepentingannya.

"Jika Amerika menyebabkan masalah bagi kapal tanker minyak kami di Laut Karibia, kami juga akan menimbulkan masalah bagi mereka. Karena itu kami berharap bahwa Amerika tidak akan membuat kesalahan dalam hal ini," ujar Rouhani.

Armada kapal tanker dilaporkan membawa sekitar 1,53 juta barel bensin dan alkilat ke Venezuela. Bahan bakar dari Iran datang pada saat Venezuela kekurangan bensin di sejumlah negara bagian. Venezuela memiliki cadangan minyak terbesar di dunia, tetapi produksinya jatuh. Para ahli mengatakan, jatuhnya produksi minyak di negara tersebut disebabkan oleh kebijakan yang gagal, kurangnya investasi, dan korupsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement