Ahad 24 May 2020 23:19 WIB

Keutamaan Atasi Persengketaan

Islam adalah agama yang sangat menentang persengketaan dan permusuhan.

Ilustrasi persengketaan
Foto: Republika On Line/Mardiah diah
Ilustrasi persengketaan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abu al-Darda' menjelaskan, Nabi Muhammad SAW pernah bertanya kepada para sahabat.

"Sukakah kalian bila saya memberitahukan tentang amalan yang lebih afdal daripada puasa, shalat, dan sedekah?''

Baca Juga

Mereka menjawab serentak, ''Tentu, wahai Rasulullah.''

Nabi SAW bersabda, "Yaitu, memperbaiki orang yang bersengketa jika sampai memutuskan hubungan silaturahim."

Itulah hadis yang dikutip Abu al-Laits al-Samarqandi dalam Tanbih al-Ghafilin. Dalam hadis lain, Rasul SAW bersabda, "Siapa yang mendamaikan dua orang yang bersengketa, Allah akan memberinya pahala, untuk tiap kalimat yang diucapkan, sama dengan memerdekakan budak."

Kedua hadis memberikan pesan yang sama. Islam adalah agama yang sangat menentang persengketaan dan permusuhan. Sebaliknya, Islam sangat menyukai perdamaian dan persaudaraan.

Begitu pentingnya hidup rukun. Rasulullah dengan tegas menyatakan, ''Tidak dihalalkan bagi seorang Muslim bersengketa dengan sesama Muslim--sehingga jika bertemu di jalan yang satu memalingkan muka dari kawannya-- lebih dari tiga hari. Dan, yang terbaik di antara keduanya ialah yang mendahului memberi salam.''

Karena itu, menurut Muhammad al-Ghazali, Islam adalah agama yang dilandasi persatuan dan kasih sayang, dan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai pergaulan. Dengan pergaulan, kita dapat saling berhubungan, berdialog, berdiskusi, dan saling bertukar pikiran, sehingga tumbuh rasa saling mengerti dan saling mengisi akan kebutuhan hidup sehari-hari. Kita pun terhindar dari silang sengketa.

Juga, kata ulama Mesir ini, dengan pergaulan kita dapat mencapai sesuatu yang berguna untuk kemaslahatan masyarakat yang adil dan makmur, membina masyarakat yang berakhlak karimah. Kemaslahatan umat yang dilandasi akhlak karimah hanya akan terwujud melalui pergaulan yang baik di antara para anggotanya.

sumber : Hikmah Republika oleh Idris Thaha
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement