Ahad 24 May 2020 23:33 WIB

3.571 Pekerja Pariwisata di Padang Terdampak Covid-19

Pihak terdampak berupa pemberhentian kerja atau dirumahkan, periode Februari-Mei.

Kuda bendi melintas di depan sebuah hotel yang sepi, di Padang, Sumatera Barat, Rabu (8/4/2020). Data Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Sumbar, sebanyak 26 hotel di provinsi itu tutup sementara akibat pandemi Corona Virus Disease (COVID-19)
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Kuda bendi melintas di depan sebuah hotel yang sepi, di Padang, Sumatera Barat, Rabu (8/4/2020). Data Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Sumbar, sebanyak 26 hotel di provinsi itu tutup sementara akibat pandemi Corona Virus Disease (COVID-19)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Dinas Pariwisata Padang, Sumatra Barat (Sumbar), memperkirakan pekerja sektor pariwisata yang terdampak kondisi pandemi Covid-19 di daerah setempat mencapai 3.571 orang.

"Berdasarkan data diperkirakan ada 3.571 pekerja sektor pariwisata yang terdampak baik berupa pemberhentian kerja atau dirumahkan, periode Februari hingga Mei 2020," kata Kepala Dinas Pariwisata Padang Arfian, di Padang, Ahad (24/5).

Baca Juga

Ia merinci pekerja tersebut di bidang perhotelan sebanyak 1.268 orang, sektor restoran 1.428 orang, dan hiburan 875 orang.

Selain itu pihaknya juga memperkirakan pada periode Februari-Mei kehilangan kesempatan transaksi dari hotel, restoran, serta hiburan mencapai Rp 174 miliar. Disebabkan sektor-sektor tersebut tidak bisa beraktivitas atau terhenti di tengah pandemi.

Sedangkan kehilangan kesempatan transaksi masyarakat dari sektor informal di objek wisata mencapai Rp 7 miliar. Perkiraan kehilangan kesempatan transaksi masyarakat dari sektor kebudayaan, sanggar dan seni tradisional mencapai Rp981 juta.

Arfian tidak menampik akan butuh upaya ekstra untuk menggenjot kembali sektor pariwisata ketika nanti kondisi normal dan pandemi berakhir. Namun, katanya, beberapa langkah persiapan telah disiapkan. Salah satunya bantuan modal usaha bagi pelaku usaha yang terdampak.

"Mereka tentu butuh modal usaha, karena itu kami akan merangkul perbankan sebagai solusi modal usaha itu dengan memberikan bunga yang rendah," katanya.

Ia mengatakan pihaknya sekarang menunggu masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jilid II berakhir pada 29 Mei nanti.

"Jika nanti kondisinya memungkinkan untuk dilonggarkan, maka direncanakan aktivitas pariwisata dimulai secara perlahan," katanya.

Namun ia menegaskan seandainya kondisi itu terjadi pihak terkait seperti hotel, kafe, objek wisata, dan lainnya diwajibkan mengikuti protokol kesehatan.

"Itu rencana yang disiapkan, nanti kita lihat dulu saat PSBB berakhir," katanya.

Ia mengatakan hal yang tidak kalah penting yang perlu dilakukan saat ini adalah memastikan citra pariwisata tetap baik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement