Senin 25 May 2020 00:25 WIB

Islam Melarang Rayakan Idul Fitri seperti Orang Kafir

Merayakan hari raya Idul Fitri haruslah dirayakan sesuai dengan tuntunan Nabi SAW.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Agus Yulianto
Ketua umum Pengurus Besar Pemuda Al Irsyad Ustaz Fahmi Bahreisy Lc, Msi.
Foto: dok istimewa
Ketua umum Pengurus Besar Pemuda Al Irsyad Ustaz Fahmi Bahreisy Lc, Msi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKRTA -- Tidak terasa 30 hari dari bulan suci Ramadhan yang penuh dengan keberkahan dan keistimewaan, telah berlalu. Seluruh umat Islam di dunia merayakan hari raya Idul Fitri sebagai tanda bahwa aktivitas ibadah dan amal shaleh telah tuntas diselesaikan.

"Dengan harapan amal tersebut diterima Allah dan dosa-dosa kita juga diampuni oleh-Nya," kata Ketua umum Pengurus Besar Pemuda Al Irsyad Ustaz Fahmi Bahreisy Lc, Msi saat diminta pendapatnya bagaimana sebaiknya umat Islam menyambut Idul Fitri,  Ahad (24/5).

Ustaz Fahmi menyampaikan, hari raya Idul fitri di mana ia adalah hari berbahagia dan bersenang-bersenang bagi umat Islam. Merayakan hari raya Idul Fitri haruslah dirayakan sesuai dengan tuntunan Nabi kita Muhammad SAW dan para salaf.

"Islam juga melarang umatnya untuk merayakan hari raya seperti orang-orang kafir merayakan hari raya mereka," katanya.

Hal ini, kata dia, bertujuan agar hari yang berbahagia tersebut tetap diliputi dengan keberkahan dari Allah SWT. Sebagaimana kedatangan bulan ini memberikan kabar gembira, perpiasahan dengannya tentulah menyedihkan jiwa. 

Menurutnya, perpisahan Ramadhan dengan orang-orang yang beriman adalah layaknya perpisahan seorang kekasih dengan pujaan hatinya, perpisahan yang dikhawatirkan ini adalah pertemuan terakhir dengannya.

"Akan tetapi perasaan sedih ini tidak lantas membuat mereka lupa untuk berbahagia di hari raya idul fitri. Kebahagiaan tetap mereka rasakan, namun pada batasan yang wajar," katanya.

Kebahagiaan yang mereka rasakan, diwujudkan dengan dengan memperbanyak takbir, tahlil tasbih dan tahmid. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al Baqarah ayat 185 yang artinya.

"Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu bertakwa pada Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."

Ustaz Fahmi menyampaikan, bahwa takbir adalah wujud dari rasa syukur kepada Allah atas karunia dan nikmatnya. Maka, sudah sepantasnya bagi seorang muslim untuk menunjukkan rasa bahagianya dengan cara bersyukur kepada Allah SWT.

"Bukan justru dengan kemaksiatan ataupun hal yang sia-sia," katanya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement