Ahad 24 May 2020 16:44 WIB

Tak Ada dentuman Meriam Bambu di Banjarmasin

Idul Fitri tahun-tahun sebelumnya, selalu ada bunyi meriam bambu tiap malam lebaran.

Sejumlah bocah menyalakan meriam bambu.
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Sejumlah bocah menyalakan meriam bambu.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Tiada dentuman meriam bambu di pedesaan Kecamatan Batu Benawa (sekitar 173 kilometer utara Banjarmasin) Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, pada malam Lebaran Idul Fitri kali ini atau 1 Syawal 1441 Hijriah.

Pewarta Antara melakukan kunjungan ke Desa Aluan Mati, salah satu pedesaan Batu Benawa HST, Ahad (24/5), melaporkan desa tersebut sepi kegiatan hura-hura seperti membunyikan meriam bambu pada malam Lebaran 1441 Hijriah.

Padahal pada Idul Fitri tahun-tahun lalu atau sebelum merebak wabah virus Corona atau COVID-19, pada malam Lebaran tersebut hampir semalam suntuk membunyikan meriam bambu.

Bahkan ketika itu berlomba atau seakan perang-perangan dalam membunyikan meriam bambu antar seberang menyeberang dengan posisi berseberangan sungai atau Kali Benawa.

Seorang warga masyarakat Aluan Mati Mohammad Ilmi Muhran (60 tahun) menerangkan kegiatan membunyikan meriam bambu pada malam Idul Fitri tahun lalu masih ada, tetapi secara sporadis.

"Namun, dalam beberapa tahun terakhir atau seiring naiknya harga minyak tanah (orang kampung menyebutnya minyak gas) lomba membunyikan meriam bambu sudah tidak ada lagi," tutur kakek dari lima cucu tersebut.

"Terlebih dengan adanya anjuran untuk tidak mengumpulkan orang banyak atau tinggal di rumah saja, lomba atau adu membunyikan meriam bambu tidak ada samasekali," kata pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) itu.

Begitu pula kegiatan sosial kemasyarakatan di kampung pada malam Lebaran tahun ini berkurang seiring COVID-19 seperti takbiran pada tempat-tempat ibadah orangnya tidak banyak sebagaimana biasa, demikian Moh Ilmu Muhran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement