Ahad 24 May 2020 02:09 WIB

Kencana Wingka, Melihat Masa Pageblug dari Sisi Positif

Jika semua terseret hanyut, apa yang kamu akan selamatkan?

Pendiri Pejuang Subuh Indonesia, Arisakti Prihatwono
Foto: dok. Pribadi
Pendiri Pejuang Subuh Indonesia, Arisakti Prihatwono

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Arisakti Prihatwono (Rico)*

Kencana Wingka. Anda pernah dengar istilah ini? Jika belum, mari baca lagi Sketsa Umar Kayam yang ditulis secara teratur di Harian Kedaulatan Rakyat dan dibukukan di buku Mangan ora Mangan Kumpul terbitan Grafiti. Jadi Kencana Wingka adalah istilah Jawa lama, Kencana adalah emas dan Wingka adalah pecahan genting. Sepecah apa pun genting kalau terbuat dari emas tetaplah berkilau.

Begitu juga kalau kita bayangkan anak cucu yang terkadang nakal, bandel atau menggemaskan sampai pengen dicubit. Semua itu tetaplah anak kita. Apalagi kalau ada yang punya anak bodoh, ngga cakep (bukan anak saya pasti), sudah pasti diilihat positif saja. Jargon yang kita kenal di masyarakat "Lha iki anakku kok".

Nah, bagaimana coba kita memahami konteks objektif ini. Susah kalau ini menyangkut anak. Semua jadi terlihat baik. Belum lagi kalau ada "bisikan atau bahkan perintah dari Ibu Negara di rumah" (Ini juga pasti bukan Ibu negara saya di rumah), akan jadi serba runyam.

Membayangkan ke depan anak kita mau jadi apa atau bakal jadi apa, juga sesuatu yang membawa kita terbang ke khayal nirwana atau sebaliknya, membuat kita menjadi semakin pusing. Kenapa pusing? Lha belum pengeluaran uang sekolah, uang les, vitamin ini itu apalagi belum ngaji, diajarin baca Alquran dan segalanya. Atau bahkan ini itu dan semua yang bikin penat emosi.

Lalu jika kita bicarakan generasi yang memikul tanggung jawab berbangsa dan menjadi ulil amri (wah berat bahasanya) semakin miwuttt otak dan emosi kita. Apalagi sekarang kita lagi dalam pageblug massal.

Pageblug yang melintasi benua dan negara. Heran, pageblug ini kok ngga ngejar yang jelek aja atau yang nyebelin aja. Lha kok bisanya kurang ajar mengatasnamakan bencana bisa melipat negara-negara. Heran juga mengapa negara adikuasa tak sekeren namanya. Alih-alih kuat, bablas juga disikat pageblug.

Jika pegeblug ini demikian canggih dan kuat. Lalu bagaimana dengan kita? Kayaknya kita ini beneran ngga canggih juga. Lemah. Lha mengapa? Baru diminta di rumah sudah bosen. Belum lagi mulai penghasilan untuk nafkah keluarga sedang meronta.

Bagaimana tempat kerja kita sudah mulai pakai sabuk pengaman. Kemudian cicilan kredit mulai meneror kita semua. Bayangkan ini terjadi di sekitar kita. Sekali lagi ini bukan nonton film action yang dua jam selesai lalu kita bisa makan enak dan mulai berkhayal yang ngga-ngga dengan nonton film animasi atau fiksi lainnya.

Masalahnya ini nyata, brader. Ini bukan sajian hiburan suspense seperti naik wahana halilintar atau kora-kora di Dufan yang ada batas waktu. Jika ngga puas bisa antre atau isi koin lagi. Ini batas waktunya belum diketahui, Kawan.

Lalu dari semua huru-hara pageblug ini apa yang Anda pikirkan? Jika semua terseret hanyut, apa yang kamu akan selamatkan?

Ini berpikirnya sudah stratejik dan yang pasti-pasti saja. Jika semua harus kita lepaskan sebagai kondisi yang paling hebat dari semua ini apa yang mau Anda selamatkan?

Masa depan Anda, karir Anda, atau apa? Apa yang akan kita berikan sebagai legacy kita sebagai penanda kita adalah pahlawan dari generasi ini?

Bagaimana dengan Kencana Wingka kita? Apa emas yang akan Anda persembahkan di generasi akan datang? Bagaimana Anda persembahkan remukan dan pasti berkeping namun tetap bersinar dan membuat orang kagum?

Anda sudah memikirkannya ? Atau masih ngelah-ngeluh saja?

*) Dewan Syuro Pejuang Subuh Indonesia & Advokat di  Law Firm Prihatwono

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement