Ahad 24 May 2020 14:04 WIB

'Status Magang Tontowi Menyakitkan, Tapi Itu Hal Biasa'

Kondisi Owi saat ini layaknya pemain asal Cina, Zhang Nan.

Rep: Rizkiyan Adiyudha/ Red: Bilal Ramadhan
Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad
Foto: Humas PBSI
Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat bulu tangkis Indonesia, Daryadi menyebut pensiunnya Tontowi Ahmad atau yang biasa disapa Owi merupakan hal yang wajar. Dia mengatakan, Owi saat ini kesulitan untuk mendapatkan pasangan yang mampu bermain seirama dengan dirinya.

Dia mengatakan, Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) juga tentu berada dalam posisi sulit. Jelasnya, satu sisi Owi tidak bisa mendapatkan pasangan yang cocok namun mereka juga harus fokus pada pembinaan pemain muda yang lolo ke kompetisi internasional.

"Kalau di PBSI hukum prestasi yang dipertahankan jadi ketika dikasih turnamen dam tidak mencapai target ya PBSI juga nggak mau kan mereka bukan lembaga sosial," kata Daryadi di Jakarta, Kamis (21/5).

Dia mengatakan, Owi sebelumnya juga sempat dipasangkan dengan Winny Oktavina Kandow namun gagal lolos kualifikasi olimpiade. Komentator bulu tangkis ini mengatakan, Owi harus memulai kembali dari awal lepas dari siapapun pasangan bermainnya.

Dia mengatakan, disaat yang bersamaan PBSI juga harus fokus dalam mempersiapkan pasangan Melati/Praveen yang dipastikan lolos olimpiade. Menurutnya, kondisi tersebut membuat PBSI dilema mengingat Owi harus 'dikorbankanm' padahal dia sudah memiliki berbagai gelar juara.

Dia mengatakan, kondisi Owi saat ini sama dengan pasangan pebulutangkis Cina, Zhang Nan. Dia melanjutkan, Zhang kehilangan 'taring' ketika ditinggal oleh pasangannya, Zhao Yunlei.

"Nah situasi Owi saat ini sudah bukan dia yang tiga atau empat tahun lalu, tapi ini hukum alam yang harus dijalankan meskipun menyakitkan," katanya.

Meski demikian, dia mengaku memahami apa yang dirasakan Tantowi Ahmad saat ini. Pemain spesialis ganda campuran itu akhirnya ngundurkan diri dari Pelatnas PBSI pada Senin kemarin dengan status terakhir sebagai pemain magang.

"Kalau nama pemain keluar dari pelatnas itu cuma soal waktu dan ini proses alamiah yang enggak bisa dihindari seorang pemain," katanya.

Pelatih kepala ganda campuran Richard Mainaky enggan mengomentari status SK magang yang disandang Owi di akhir karirnya. Dia mnegatakan, SK tersebut sudah merupakan keputusan organisasi dalam hal ini PBSI.

Kendati, dia mengungkapkan bahwa Owi pernah mengungkapkan keinginannya untuk pensiun sejak Februari lalu. Hal tersebut juga sempat didiskusikan oleh Owi bersama dirinya dan Nova Widianto tentang rencana tersebut.

"Saya sarankan dipikirkan baik-baik dan memang kalau sudah bulad keputusan segera memberi surat tentang pengunduran diri (pensiun) dan akhirnya kemarin tanggal 18 Mei Owi Whatsapp saya memberitahukan bahwa dia sudah kirim surat resmi pengunduran diri sebagai atlit PBSI," katanya.

Terkati status magang, Richard menjelaskan, bahwa hal itu mengikuti mekanisme aturan PBSI dari periode ke periode. Dia mengatakan, setiap tahun selalu ada yang promosi dan degradasi.

"Tentang promo dan degradasi termasuk (magang/sparing) nanti rapat pengurus untuk menentukan. Pelatih dan binpres berdiskusi dan hasil diskusi akan di rapatkan dengan team ke pengurus besar," katanya.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti sebelumnya mengatakan bahwa status magang Tantowi diberikan menyusul belum adanya pasangan bermain. Dia mengatakan, Owi batal dipasangkan dengan Winny kembali berudet dengan Akbar.

Lebih lanjut, dia menuturkan saat itu Owi memang sudah ada rencana untuk berpasangan dengan Apriyani Rahayu, namun belum ada kepastian mengenai rencana ke depannya. Terlebih di sektor ganda putri, Apriyani bersama Greysia Polii telah lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.

Di tengah kondisi tersebut, PBSI masih memberikan kesempatan kepada Tontowi untuk mengikuti sejumlah turnamen, namun harus disertai dengan target yang jelas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement