Sabtu 23 May 2020 14:49 WIB

Dorong Calhaj Milenial Lewat Teknologi, BPKH Gandeng Ammana

Ammana mendukung langkah BPKH mencanangkan tagar #AyoHajiMuda.

CEO PT Ammana Fintek Syariah,  H Lutfi Adhiansyah.
Foto: Dok Ammana Fintek Syariah
CEO PT Ammana Fintek Syariah, H Lutfi Adhiansyah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia termasuk negara yang cukup tinggi untuk pendaftar beribadah Haji ke Tanah Suci. Saat ini ada sekitar 13 juta Muslimin dan Muslimat Indonesia yang mampu secara finansial, tetapi belum mendaftar atau membayar setoran awal ibadah Haji. Mereka berumur antara 25 - 35 tahun dan sebagian belum menikah (kaum milenial). 

Atas dasar tersebut,  Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menjalin kerja sama dengan PT Ammana Fintek Syariah untuk mengelola dan menghimpun para calon jamaah haji milenial Indonesia yang ingin menunaikan rukun Islam ke-5. 

Penandatanganan kerja sama yang tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) dilakukan secara akad majelis virtual,  antara BPKH yang diwakili Kepala BPKH Anggito Abimanyu dan CEO PT Ammana Fintek Syariah H Lutfi Adhiansyah, Kamis (21/5). 

Acara virtual tersebut turut dihadiri oleh Dr (HC) Ary Ginanjar Agustian (founder ESQ Leadership Center),  Adiwarman Karim  (anggota DSN-MUI), Dr  Aries Muftie (anggota KEIN) dan Ustadz Luqmanulhakim (founder Gerakan Infaq Beras).

Lutfi menjelaskan,  penandatangan ini dilakukan pada hari ke-28 puasa Ramadhan berbarengan dengan acara Indonesia Bahagia.

"Penandatangan dilakukan pada hari ke-28, saat 10 hari terakhir puasa Ramadhan, dimana kami menginginkan keberkahan yang diberikan Allah SWT, " kata Lutfi dalam rilis yang diterima ihram.co.id. 

Ia menambahkan,  mimpi Ammana adalah setiap orang bisa dimudahkan untuk dapat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. “Ammana turut prihatin atas kondisi pandemi Covid-19, di mana kota Mekkah dan Madinah melakukan lock down.  Sehingga,  mengganggu ibadah,  baik umah ataupun haji dari penjuru dunia,” paparnya. 

Namun demikian,  kata dia, dari semua itu dapat diambil sisi positifnya,  yaitu memotivasi para calon jamaah haji untuk tidak menunda-nunda ibadah umrah dan haji khususnya. “Hikmah ini terutama penting sekali dipetik oleh kaum milenial Indonesia,” tuturnya. 

Terkait kerja sama dengan BPKH,  Lutfi mendukung langkah BPKH supaya masyarakat Indonesia bisa mencanangkan ibadah haji selagi usia muda tengan tagar #AyoHajiMuda. 

Dalam kerja  sama tersebut,  Ammana memberikan solusi kepada masyarakat luas dalam memperoleh penghasilan tambahan,  berupa komisi dari setiap penjualan produk UMKM  mitra Ammana yang sudah dibuatkan fiturnya di aplikasi Ammana. Solusi itu bagian dari ikhtiar untuk memampukan calon jamaah haji muda dan akan semakin mantap bila didukung juga oleh faktor meminta ridho kepada kedua orang tua. Karena ridho orang tua adalah ridho Ilahi. 

"Saya pada tahun 2019 hampir tidak jadi berangkat haji.  Namun atas doa dan ridho dari orang tua,  akhirnya saya dan istri, Alhamdulillah pada detik-detik terakhir dapat berangkat ke Tanah Suci,” paparnya.

Kedua, kata dia,   finansial,  faktor utama yang mendorong bisa tidaknya orang berangkat haji. Niat dan keinginan ada,  tetapi belum siapnya finansial.  Atau sebaliknya,  finansial sudah mencukupi,  tetapi belum atau tidak adanya niat dari kaum millenial tersebut.

Ia menyebutkan, untuk mendukung kerja sama dengan BPKH,  Ammana memiliki fitur Financial Planner,  suatu teknologi yang selalu mengingatkan kepada para anggota yang sudah mendaftar melalui Ammana untuk mencicil membayar,  sehingga pada akhirnya lunas dan dapat berangkat ke Tanah Suci.

"Dengan fitur ini,  walau istilah milenial dikenal sebagai kaum rebahan (terkait Covid-19, pembatasan social skala besar/ PSBB), tapi transaksi bisa berjalan terus,  kapan saja dan di mana saja.  Ammana sudah berizin fintek resmi OJK serta memiliki keamanan ISO 27001 dari sisi Security Data Manajemen, InsyaAllah aman bagi calon jamaah haji yang mendaftar melalui Ammana" pungkas Lutfi.

Sementara itu,  Anggito Abimanyu mengatakan dengan adanya tagline 'Ayo Haji Muda’,  masyarakat akan langsung tersambung dengan  BPKH. 

"Dengan mengklik Haji Muda di Google,  maka akan langsung muncul BPKH. Beda dengan kalau mengklik Haji,  maka akan muncul Kementerian Agama RI," kata Anggito.

Ia menambahkan,  sejak Maret 2020, BPKH lebih inovatif dan motivasi,  melakukan rekrutmen terbuka,  membuka kesempatan bagi putra putri milenial terbaik bangsa untuk gabung di BPKH.

"Sebanyak 70 persen dari total 120 karyawan kami,  berusia di bawah 35 tahun. Dan kami berharap tampuk kepemimpinan dipegang oleh kaum milenial yang cerdas dan berakhlak," imbuh Anggito.

Menyikapi pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia,  di mana situasi ekonomi sangat sulit,  BPKH membuka peluang untuk mendapatkan kader-kader muda terbaik bangsa. 

"Di BPKH,  kami berakidah sama,  tujuan dan prinsip syariah sama.  Waktu kerja,  pas adzan berkumandang,  aktivitas dihentikan sementara,  shalat berjamaah di masjid;   setiap pagi berdoa bersama dan pemberian motivasi;   serta setiap selesai shalat berjamaah Dzuhur dan Ashar,  diisi tausiah," kata Anggito.

Adapun untuk donasi meringankan beban bagi terdampak Covid-19,  BPKH telah membantu 120 ribu  keluarga dan bersama MUI,  membantu para dai,  imam,  ustadz dan kiyai. “Biasanya  selama Ramadhan mereka  mendapatkan penghasilan,  namun Ramadhan kali ini mereka mendapat ujian terdampak pandemi Covid-19,” tuturnya.

Anggota Bidang Penempatan Investasi Langsung dan Lainnya BPKH yang juga Gerakan Ayo Haji Muda,  A Iskandar Zulkarnain menjelaskan,  PT Ammana Fintek Syariah adalah satu-satunya lembaga Fintek Syariah yang bergabung dengan BPKH. 

"Ammana satu visi misi dengan BPKH.  Selain itu,  dipimpin oleh kaum milenial yang memiliki dedikasi tinggi," ujar Iskandar. 

BPKH,  lanjut Iskandar,  diluncurkan pada 2018, dilantik kepengurusannya oleh Presiden Joko Widodo pada pertengahan 2017, dan dikeluarkan PP pada Februari 2018 untuk membangun kesalehan sosial menuju tahun Indonesia Emas,  2045.

Mengenai gerakan Ayo Haji Muda,  Iskandar menjelaskan bahwa kondisi lebih dari 70 persen pendaftar calon jamaah haji Indonesia berumur di atas 40 tahun,  sehingga dengan masa tunggu 21 tahun,  dan mereka baru bisa berangkat haji pada usia 61 tahun. 

"Bagaiman kalau baru daftar di saat pensiun umur 55 tahun,  berangkat usia 76 tahun,  di saat fisik yang sudah mulai menurun atau memiliki risiko tinggi," imbuh Iskandar. 

Ia menganalogikan ibadah haji dengan rukun wukuf di Arafah,  di mana yang sakit saja sampai ditandu menuju ke lokasi Wukuf,  supaya rukun hajinya dapat terpenuhi. 

“Untuk itulah,  BPKH menggerakkan program Mina,  yaitu Mari Tunaikan Haji Selagi Muda dengan tagline Ayo Haji Muda. Sehingga,  ke depannya jamaah haji berangkat ke Tanah Suci di bawah usia 50 tahun,” ujarnya. 

Mengenai kerjasama dengan Ammana,  ia menjelaskan bahwa selama dua tahun,  pendaftar ibadah haji naik sekitar 48 persen. Dan karenanya,  melalui Ammana,  kaum milenial yang akan mendaftar,  tidak usah menunggu bank buka. Cukup setelah shalat Subuh,  ambil handphone dan bisa langsung bayar uang pendaftaran. 

"Namun karena mekanisme sesuai Undang-undang bahwa pendaftaran Haji harus melalui Bank Penerima Setoran (BPS), sehingga Ammana harus bekerja sama dengan 29-31 mitra BPS yang menjadi Mitra BPKH. Ada dua metode,  yaitu menabung dan langsung mendaftar," pungkas Iskandar.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement