Sabtu 23 May 2020 05:10 WIB

PBSI Bersiap untuk Jadwal Baru Indonesia Open 2020

Pelaksanaan Indonesia Open Super 1.000 direncanakan pada 17-22 November 2020.

Ekspresi pebulu tangkis Taiwan Chou Tien Chen seusai pertandingan melawan pebulu tangkis Denmark Anders Antonsen dalam laga final Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (21/7).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Ekspresi pebulu tangkis Taiwan Chou Tien Chen seusai pertandingan melawan pebulu tangkis Denmark Anders Antonsen dalam laga final Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (21/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PP PBSI mengumumkan akan melakukan persiapan untuk menyambut kepastian pelaksanaan Indonesia Open Super 1.000 yang direncanakan pada 17-22 November. Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) secara resmi mengumumkan jadwal baru pada Jumat (22/5).

"Dengan keluarnya jadwal resmi dari BWF, maka PBSI bisa segera melakukan langkah-langkah persiapan mulai dari menyusun kepanitiaan, penentuan lokasi turnamen, dan membuat beberapa alternatif konsep acara," ujar Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto melalui keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta.

Daftar turnamen terbaru tersebut diumumkan setelah sebelumnya sejumlah turnamen internasional dibatalkan karena pandemi Covid-19.

Berdasarkan jadwal yang dipublikasi di laman resmi BWF, musim turnamen akan dimulai pada bulan Agustus 2020, dibuka dengan turnamen level Super 100 yaitu Hyderabad Open 2020 yang akan dilangsungkan di Hyderabad, India, pada 11-16 Agustus.

Sedangkan turnamen level Super 500 ke atas akan dimulai pada bulan September, diawali dengan Korea Open 2020 yang merupakan turnamen level Super 500. Korea Open 2020 akan diadakan di Seoul pada 8-13 September.

Sementara turnamen Indonesia Open 2020, yang merupakan turnamen level Super 1000, rencananya akan dihelat pada 17-22 November 2020. Jadwal yang dikeluarkan BWF tersebut memang sesuai dengan harapan PBSI yang mengajukan permohonan untuk memindahkan turnamen dari bulan Juni ke September-Desember.

"Dari awal kami mengajukan antara bulan September dan Desember dengan pertimbangan kondisi wabah corona yang mulai mereda. Kami rasa ini jadwal yang ideal, tidak berdekatan, tapi tidak juga terlalu jauh di akhir tahun karena ada turnamen BWF Tour Finals," ujar Budiharto menjelaskan.

Jika melihat jadwal turnamen yang dirilis BWF, susunan turnamen begitu padat sehingga PBSI akan menyusun program pengiriman pemain dengan skala prioritas.

"Dengan jadwal padat, tim binpres (pembinaan dan prestasi) harus menyusun skala prioritas, atlet mana saja yang akan ikut turnamen apa saja. Namun ada beberapa turnamen yang masih akan dikonfirmasi lagi dari negara penyelenggara, salah satunya China," katanya.

Para atlet yang tidak bertanding selama kurang lebih lima bulan, juga harus mengembalikan kondisi mereka seperti semula di saat musim turnamen. Turnamen internasional terakhir yang dilangsungkan adalah All England 2020 pada Maret lalu.

"Kami beruntung tetap melakukan karantina mandiri selama ini, jadi atlet masih bisa terkondisikan dari sisi kebugaran dan 'feeling' mainnya," Budiharto mengungkapkan.

Tugas PBSI selanjutnya adalah mengembalikan kondisi atlet secara maksimal dan mempersiapkan mereka kembali ke musim kompetisi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement