Jumat 22 May 2020 21:07 WIB

Kemenperin Ciptakan Teknologi Pengolahan Limbah Cair

Kemenperin menciptakan teknologi pengolahan limbah cair berbasis biologi

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ahmad Fikri Noor
Kondisi kali Ciliwung yang tercemar limbah bahan kimia cair di kali Ciliwung, Jalan Setia Budi, Jakarta (ilustrasi).
Foto: Thoudy Badai
Kondisi kali Ciliwung yang tercemar limbah bahan kimia cair di kali Ciliwung, Jalan Setia Budi, Jakarta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) berhasil menciptakan teknologi pengolahan limbah cair berbasis biologi yang diberi nama PLANET-2020 atau Pollution Prevention based on Anaerobic-Aerobic-Wetland Integrated Technology 2020. Inti teknologi dari PLANET-2020 yakni penggunaan mikroorganisme atau bakteri guna mengurai air limbah.

Kemenperin berkomitmen terus membangun industri nasional yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan konsep industri hijau yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.

“Pembangunan industri hijau mengedepankan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. Dengan begitu, selaras dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan memberi manfaat bagi masyarakat,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Doddy Rahadi di Jakarta, Kamis (21/5).

Menurutnya, pendekatan industri hijau yang dapat dilakukan di antaranya melalui tindakan hemat dan efisien dalam pemakaian sumber daya alam, air, dan energi. Selain itu, penggunaan energi alternatif, penerapan 4R atau reduce, reuse, recycle, dan recovery, lalu penggunaan teknologi rendah karbon, serta meminimalkan timbulan limbah.

“Demi mendukung majunya pembangunan industri hijau di Tanah Air, BPPI berupaya menghasilkan berbagai inovasi,” kata Doddy.

Doddy mengatakan, bakteri mempunyai kemampuan memproses bahan organik yang terdapat di dalam limbah menjadi sumber makanan dan energi. Limbah yang sudah diuraikan oleh bakteri akan mengalami penurunan kadar pencemar, sehingga memenuhi baku mutu lingkungan dan aman dikembalikan ke lingkungan.

Doddy menyebutkan, inovasi teknologi PLANET-2020 meliputi tiga unit pengolahan limbah yang dirancang dari unit anaerobik, aerobik dan wetland yang dimodifikasi sesuai kebutuhan. Unit anaerobik merupakan modifikasi dari sistem anaerobik konvensional, yaitu menggunakan aliran air upflow yang dikombinasikan sistem resirkulasi.

Unit aerobik menggunakan sistem lumpur aktif, sedangkan unit wetland menggunakan sistem horizontal subsurface constructed wetland yang diresirkulasi. Integrasi dari ketiga unit dapat menurunkan bahan pencemar organik hingga lebih dari 95 persen, amoniak hingga 80 persen, serta fosfat sebesar 70 persen. 

Doddy menyebutkan, kelebihan yang dimiliki oleh PLANET-2020, antara lain kemampuan degradasi polutan (zat pencemar) mencapai 90 persen sampai 98 persen. Ini lebih tinggi dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berbasis kimia yang mencapai 80 sampai 90 persen, atau dibandingkan IPAL berbasis biologi konvensional yang 80 sampai 90 persen. 

PLANET-2020 pun tidak membutuhkan lahan begitu luas, kemudian menggunakan energi listrik yang lebih hemat, dan menggunakan bahan kimia jauh lebih sedikit.

“Kelebihan lainnya, sistem tersebut tidak menggunakan unit pengolah lumpur, sehingga penguraian polutan dapat dipersingkat darisatu minggu menjadi maksimal empat hari. PLANET-2020 juga hanya membutuhkan biaya yang lebih rendah dibandingkan metode kimia,” jelas dia. 

Kepala BBTPPI Ali Murtopo Simbolon mengemukakan, teknologi PLANET-2020 ini telah diterapkan untuk mengolah air limbah di 18 sektor industri. Meliputi industri kertas kerajinan, industri makanan dan minuman, industri batik, industri farmasi, serta industri pengolahan ikan.

“Reaktor PLANET-2020 dibuat sesuai kebutuhan, dengan dimensi disesuaikan dengan jumlah limbah industri yang akan diolah dalam satu hari. Untuk memperkuat kapasitas SDM Operator IPAL, BBTPPI  juga memberikan bimbingan teknis mengenai cara operasional dan pemeliharaan PLANET-2020,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement