Jumat 22 May 2020 17:55 WIB

Pengrajin Ketupat Palmerah Kebanjiran Pesanan

Seiring tingginya permintaan, harga ketupat juga mengalami kenaikan hingga 80 persen.

Ilustrasi. Pedagang mengemas cangkang ketupat di kawasan Pasar Jatinegara, Jakarta, Selasa (19/5). Pengrajin kulit ketupat mulai memadati kawasan pasar Jatinegara menjelang hari raya idul fitri
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi. Pedagang mengemas cangkang ketupat di kawasan Pasar Jatinegara, Jakarta, Selasa (19/5). Pengrajin kulit ketupat mulai memadati kawasan pasar Jatinegara menjelang hari raya idul fitri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengrajin ketupat di kawasan Pasar Palmerah Jakarta Barat kebanjiran pesanan jelang Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah. Meningkatnya pesanan ketupat, menurut para pengrajin, juga dipengaruhi juga oleh larangan mudik yang diberlakukan pemerintah pusat.

"Sudah jual sekitar 10.000 ketupat, dari pukul 02.00 WIB saja sudah habis. Saya sampai kewalahan melayaninya," ujar salah satu pedagang ketupat, Indro (28) di kawasan itu, Jumat (22/5).

Indro mengaku telah berjualan ketupat sejak H-3 lebaran. Tingginya permintaan menurut Indro terpaksa membuatnya menaikkan harga ketupat hingga 80 persen dari harga normal. Dari Rp 15.000 per sepuluh ketupat, menjadi Rp 25.000.

Pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuatnya kesulitan menyetok bahan baku pembuatan ketupat, yang didatangkan dari beberapa daerah, salah satunya dari Banten. Kesulitan distribusi daun kelapa untuk ketupat itu membuat permintaan masyarakat, tidak sebanding dengan persediaannya.

"Kalau permintaan ramai biasanya kami siapin banyak. Namun kalau sekarang kan stok bahan bakunya sedikit, ya jadi gini harganya juga ikut naik," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement