Jumat 22 May 2020 16:41 WIB

Sektor Rural Dinilai Terbukti Ampuh di Masa Covid

Pemerintah didorong menggeser kebijakan ke Program Ruralisasi.

Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu (LPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marwan Jafar memberikan paparan di Kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa (13/6).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu (LPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marwan Jafar memberikan paparan di Kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa (13/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota Komisi VI DPR RI Marwan Jafar mengatakan pemerintah harus memanfaatkan momentum pandemi Covid-19, untuk menguatkan program ruralisasi. Ekonomi sektor riil di wilayah rural ini terbukti mampu bertahan selama pandemi covid-19.

Dampak Covid-19, kata Marwan, berpengaruh signifikan pada kebijakan ekonomi berbagai negara. Pemerintah Indonesia mesti berinisiatif memanfaatkan momentum besar, berharga dan strategis ini. Salah satu alternatifnya, adalah menjalankan Program Ruralisasi.

"Sektornya, terutama meliputi perikanan, peternakan, pertanian perkebunan dengan sentuhan modernisasi dari hulu hingga hilir hingga memakai pendekatan teknologi modren seperti bioteknologi atau transgenik secara bertahap,” kata Marwan dalam pesan tertulisnya kepada Republika.co.id, Jumat (22/5).

Program Ruralisasi ini, lanjut dia, dapat dimulai dengan menjangkau daerah-daerah potensial, pedesaan dan pesisir. Pemerintah tetap mempertimbangkan keseimbangan antara kawasan Timur dan Barat Indonesia, antara Jawa-luar Jawa dan sebagainya.

Mantan menteri Desa dan Transmigrasi ini mengatakan, berkaca pada sejumlah negara, sektor pertanian, peternakan, perikanan dan berkebunan, (termasuk bidang agrobisnis dan agroindustri), terbukti relatif tidak terdampak pandemi Covid-19. “Sejumlah negara maju yang sudah lama menangani budidaya, pengolahan serta manufaktur industri perikanan, peternakan, pertanian dan perkebunan secara modern, dapat terus bertahan dan produktif,” papar Marwan.

Produktifitas industri mereka sangat mencukupi buat konsumsi domestik, Bahkan mampu menjaga konsistensi ekspor. "Lihat saja laju pengalaman dan produktifitas  agrobisnis-industri negara-negara seperti Jepang, Selandia Baru, Kanada, Finlandia, Australia, Belarusia hingga Inggris, Perancis, Jerman hingga Amerika Serikat pada keempat sektor tersebut. Betapa amat mencengangkan,” ungkap politikus PKB ini.

Konkritnya, kata Marwan, menyusul keberhasilan program pembangunan berbagai infrastruktur, sudah waktunya menggeser fokus pembangunan ke Program Ruralisasi. Program ini membutuhkan keterlibatan,mulai dari Kementerian Kelautan Perikanan, Desa-PDTT, Koperasi-UMKM, Pertanian, Perindustrian, Perdagangan, Ristek-Dikti, BPPT hingga kelembagaan seperti LIPI serta sejumlah kelembagaan BUMN.

"Selain itu, banyak SDM putra-putra bangsa terbaik di kesemua kementerian serta ratusan atau mungkin ribuan yang pernah disekolahkan ke luar negeri dioptimalkan agar berkarya lebih konkrit, maksimal dan berinovasi terkait program tersebut,” ungkapnya.

Mantan Menteri Desa-PDTT juga meyakini, beberapa investor besar dari berbagai negara akan tertarik datang menanamkan modal jika kebijakan Program Ruralisasi dicanangkan. Ditambahkan, ia dan para kolega di lembaga legislatif dipastikan akan mendorong keras pihak DPR untuk menyetujui program baru andalan pemerintah tersebut. Baik dalam hal penganggaran maupun pengawasan realisasinya di seluruh Indonesia.

Marwan menyinggung soal impor pangan yang sering dipertanyakan masyarakat. Mulai dari beras, gula, jagung, kedelai sampai daging dan sebagainya. Menurutnya, Program Ruralisasi ini merupakan solusi nyata serta jalan keluar dari jebakan impor pangan, serta persoalan penting yang menjerat sektor pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement