Jumat 22 May 2020 15:30 WIB

Status Darurat Thailand Hingga Akhir Juni

Thailand perpanjang status darurat berkaca dari perkembangan pandemi global.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Yeyen Rostiyani
Status Darurat Thailand Hingga Akhir Juni. Tempat makan di Bangkok, Thailand, tampak disekat plastik untuk menghindari penularan virus corona, Kamis (21/5).
Foto: Sakchai Lalit/AP
Status Darurat Thailand Hingga Akhir Juni. Tempat makan di Bangkok, Thailand, tampak disekat plastik untuk menghindari penularan virus corona, Kamis (21/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand akan mempertahankan status darurat virus corona hingga akhir Juni. Hal itu dikatakan oleh gugus tugas Covid-19 Thailand agar kasus infeksi tetap terkendali, Jumat (22/5).

Pemerintah memang sudah mulai bersiap untuk melonggarkan pembatasan lebih jauh. Pusat perbelanjaan dan departement store dibuka kembali pada akhir pekan setelah hampir dua bulan ditutup. 

Pelonggaran ini diputuskan karena jumlah kasus yang melambat. Namun, bar, klub malam, bioskop, taman bermain, dan beberapa tempat olahraga masih tetap dilarang. Lembaga yang mengurusi kasus ini, Centre for Covid-19 Situation Administration (CCSA), mengusulkan perpanjangan status darurat setelah melihat perkembangan pandemi global. 

"Alasan untuk memperpanjang status darurat untuk satu bulan lagi adalah keamanan kesehatan, memungkinkan operasi terpadu dan terus menerus oleh para pejabat dalam situasi pandemi yang belum terselesaikan," kata juru bicara CCSA Taweesin Wisanuyothin dikutip kantor berita Reuters, Jumat.

Perpanjangan tunduk pada persetujuan kabinet pada Selasa. Pemerintah telah memperpanjang larangan penerbangan penumpang internasional, yang telah berlaku sejak April, hingga akhir Juni. Sekolah tetap ditutup dan dijadwalkan dibuka kembali pada Juli.

Thailand telah mencatat infeksi harian dalam satu digit untuk sebagian besar bulan lalu. Pada Jumat, negara tersebut melaporkan tidak ada infeksi virus corona baru atau catatan kematian. Total kasus yang dikonfirmasi di Thailand kini lebih dari 3.000 kasus. Dari jumlah tersebut lebih dari 50 orang meninggal dunia. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement