Jumat 22 May 2020 13:31 WIB

Prabumulih Mampu Tekan Angka Paparan Covid-19

Saat ini Kota Prabumulih menduduki peringkat 7 daerah yang meratakan kurva

Sejumlah supir angkutan kota berinteraksi di sudut Pasar 16 Ilir  Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (13/5/2020). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memutuskan penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)  dua kota di Sumsel yang sudah menetapkan diri sebagai zona merah COVID-19 yaitu Kota Palembang dan Prabumulih untuk menekan penyebaran wabah
Foto: ANTARA/FENY SELLY
Sejumlah supir angkutan kota berinteraksi di sudut Pasar 16 Ilir Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (13/5/2020). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memutuskan penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dua kota di Sumsel yang sudah menetapkan diri sebagai zona merah COVID-19 yaitu Kota Palembang dan Prabumulih untuk menekan penyebaran wabah

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG--Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengapresiasi kota Prabumulih yang mampu menurunkan angka paparan Covid-19 walaupun daerah itu sudah masuk zona merah.

"Wali kota Ridho Yahya dapat menekan lajunya angka kenaikan pasien Covid-19, dimana saat ini Kota Prabumulih menduduki peringkat 7 daerah yang meratakan kurva," kata Gubernur Herman Deru di Prabumulih, Jumat.

“Waktu pengajuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kemarin, Prabumulih menduduki rangking II, pak Wali kota berupaya keras, setelah SK PSBB turun Prabumulih di rangking 7," kata gubernur.

Dia mengatakan upaya tersebut tidak mungkin berhasil tanpa dukungan dari seluruh masyarakat Prabumulih. Gubernur juga melihat keseriusan yang luar biasa dari masyarakat Prabumulih, dimana hampir 99 persen dan mendekati 100 persen masyarakatnya sudah mematuhi dengan memakai masker.

Ia berharap mudah-mudahan kurva ini menjadi penurunan, namun dalam kondisi seperti ini tidak boleh meninggalkan dimensi ekonomi dan tetap patuh terhadap protokol kesehatan.

Selama PSBB, gubernur tidak ingin mendengar masyarakatnya kelaparan dan Prabumulih sudah menunjukkan keberhasilan, menurun jauh menjadi rangking 7, mudah-mudahan bisa turun lagi.

Dalam kesempatan itu gubernur juga mengimbau seluruh bupati dan wali kota, walaupun telah refocusing dan realokasi anggaran, azas efisiensi tidak boleh dihilangkan.

“Kita paling sulit menghadapi virus ini karena tidak tahu batas waktunya kapan, kalau kita tahu batas waktunya jadi kita bisa membuat skemanya, ini kita kan tidak tahu," kata dia.

Efisien itu paling penting karena Corona berdampak dalam perekonomian masyarakat. "Perlu kerja bersama dan berkesinambungan agar corona cepat berakhir," ujarnya.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement