Jumat 22 May 2020 09:30 WIB

AS Ancam Rencana UU Baru China untuk Hong Kong

AS akan bereaksi keras atas rencana UU China untuk Hong Kong

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Seorang pelajar di Hong Kong berorasi dalam protes penolakan kurikulum berisi puja-puji terhadap Partai Komunis Cina. AS akan bereaksi keras atas rencana UU China untuk Hong Kong. Ilustrasi.
Foto: CNN
Seorang pelajar di Hong Kong berorasi dalam protes penolakan kurikulum berisi puja-puji terhadap Partai Komunis Cina. AS akan bereaksi keras atas rencana UU China untuk Hong Kong. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Langkah Beijing yang berencana membuat Undang-undang (UU) keamanan nasional baru untuk Hong Kong mendorong tanggapan keras dari Amerika Serikat (AS). Hal itu disampaikan Presiden AS Donald Trump.

Trump mengatakan Washington akan bereaksi sangat kuat terhadap segala upaya Beijing untuk mendapatkan kendali lebih besar atas wilayah bekas jajahan Inggris. "Belum ada yang tahu perincian rencana China. Jika itu terjadi, kita akan membahas masalah itu dengan sangat kuat," kata Trump tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Baca Juga

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus mengatakan segala upaya untuk memberlakukan undang-undang keamanan nasional yang tidak mencerminkan kehendak rakyat Hong Kong akan sangat mengganggu kestabilan. Undang-undang tersebut akan mendapat kecaman keras dari AS dan komunitas internasional.

Juru bicara Kongres Rakyat Nasional Cina Zhang Yesui menyatakan rincian UU akan diberikan pada Jumat ketika parlemen mengadakan sesi tahunannya. "Mengingat keadaan dan kebutuhan baru, Kongres Rakyat Nasional (NPC) sedang menjalankan kekuasaan konstitusionalnya untuk membangun kerangka hukum baru dan mekanisme penegakan untuk menjaga keamanan nasional di Hong Kong," katanya dalam sebuah pengarahan.

Undang-undang yang diusulkan dapat menjadi titik balik bagi kota paling bebas dan paling internasional di China, yang berpotensi memicu revisi status khusus di Washington dan kemungkinan akan memicu lebih banyak kerusuhan. Seruan melalui media sosial dan daring telah muncul.

Seruan itu mendesak orang untuk berkumpul memprotes pada Kamis malam. Puluhan orang terlihat meneriakkan slogan-slogan pro-demokrasi di pusat perbelanjaan ketika polisi anti huru hara berdiri di dekatnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement