Jumat 22 May 2020 07:07 WIB

Cara FIF Group Merawat Kepercayaan Konsumen di Masa Sulit

Diperlukan kemampuan komunikasi yang terbuka agar tumbuh kepercayan

ng petugas sedang memberikan layanan kepada pengemudi Ojol
Foto: dok FIF
ng petugas sedang memberikan layanan kepada pengemudi Ojol

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Peran pelanggan bagi sebuah perusahaan merupakan aset utama demi kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Karena itu untuk mampu menjalin hubungan baik dengan pelanggan dibutuhkan kemampuan komunikasi yang konsisten, salah satunya dengan memahami persoalan yang dihadapi mereka. 

"Pelanggan itu aset utama kami,"kata Yulian Warman, Chief of Corporate Communication and  Corporate Social Responsibility FIF Group, dalam sebuah diskusi bersama Forum Wartawan Otomotif (Forwot) Indonesia, Kamis (21/5). Saat ini pihaknya berupaya menjalin hubungan sebaik mungkin dengan pelanggan. 

Adanya Covid-19 merupakan masalah berat yang dihadapi bersama. Bagi pelanggan ini persoalan berat yang harus mereka atasi. Banyak yang kehilangan pekerjaan akibat perusahaan tutup sehingga tidak bisa membayar angsuran cicilan kendaraan bermotor setiap bulannya. Pihaknya sebagai lembaga pembiayaan memberikan relaksasi kepada para pelanggan agar beban mereka tidak kian berat. "Ini dampaknya ke pembiayaan, kita tetap berkomunikasi dengan pelanggan sambil mencari tahu kesanggupannya mereka mau enam bulan atau satu tahun dan perubahaan ini free," kata Julian. 

Masalah Covid-19 bermula dari persoalan kesehatan, yang melebar ke berbagai sektor kehidupan yang berdampak kepada sistem ekonomi. Kondisi ini dihadapi hampir semua negara di dunia. Bagi FIF Group sendiri yang berada di bawah naungan Astra ini merupakan persoalan berat yang harus segera diselesaikan tanpa harus mengorbankan hubungan baik dengan pihak lain terutama konsumen. 

Bahkan dengan lembaga keuangan yang mendukung finansial dari proses pembiayaan itu, pihaknya juga bersikap apa adanya. Hal ini harus dilakukan dengan konsisten agar terbangun rasa percaya dari orang lain bahwa pihaknya bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah ini. Kejujuran, terbuka dan tanggung jawab yang terjaga dengan baik akan membentuk kepercayaan publik kepada perusahaan. "Kalau kondisi sudah pulih orang akan datang lagi memberikan pinjaman, sekarang situasinya kita sama semua," tutur Julian. 

Pihaknya juga masih belum bisa menyikapi kehidupan normal baru atau new normal yang dicanangkan pemerintah saat ini. Menurutnya, new normal adalah pandemi selesai, perusahaan bisa beroperasi seperti sedia kala, adanya daya beli masyarakat yang membuat roda ekonomi kembali berputar. New normal saat ini di setiap daerah di Indonesia sangat beragam, atau tidak serentak sehingga sulit diterapkan secara bersamaan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement