Jumat 22 May 2020 06:19 WIB

Begini Contoh Kelembutan Rasulullah SAW Menegur Seseorang

Rasulullah SAW menegur dengan lemah lembut kepada siapapun.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW menegur dengan lemah lembut kepada siapapun. Ilustrasi kaligrafi bertuliskan Muhammad SAW
Foto: wikipedia
Rasulullah SAW menegur dengan lemah lembut kepada siapapun. Ilustrasi kaligrafi bertuliskan Muhammad SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ada sebuah riwayat yang masyhur sekali, ketika Nabi Muhammad SAW memberikan nasehat kepada Abdullah, putra dari ‘Amr bin al-Ash. 

Rasulullah mengetahui bawah anaknya Amr bin al-Ash bangun saat malah tapi tidak mengerjakan sholat malam. Kerena hal itulah beliau mengatakan.  

Baca Juga

 يا عبدَ اللهِ ! لا تكُنْ مِثلَ فُلانٍ كان يقومُ من الليلِ ، فترَكَ قِيامَ الليْلِ

"Wahai Abdullah, jangan jadi seperti fulan; dia itu bangun di malam hari akan tetapi tidak sholat malam.” (HR Bukhari).  

Ustaz Ahmad Zarkasih, Lc dalam bukunya "Manusia Yang Tidak Seperti Manusia"mengatakan hadits ini sejatinya mengandung banyak nilai-nilai pengaran dan pendidikan yang sangat tinggi. 

Yang tentunya menjadi teladan bagi kita yang memang berprofesi sebagai pengajar juga pendidik. "Saat itu, Nabi sedang mengajarkan kepada Abdullah bin ‘Amr tentang anjuran bagi Muslim untuk melaksanakan sholat malam, dan tercelanya mereka yang meninggalkan sholat malam, padahal mereka sudah bangun di malam itu," katanya. 

Dan ada orang yang memang seperti itu yakni bangun tengah malam akan tetapi tidak melakukan sholat malam. Dan Nabi tahu siapa yang berbuat begitu. Tapi, dalam pengajaran, Nabi tidak menyebut siapa nama orang tersebut. "Nabi hanya mengatakan kepada Abdullah bahwa perbuatan macam itu tidak baik," katanya.

Karena memang poin pelajaran ada pada bangun dan tidak sholat. Maka tidak perlu disebut siapa nama orang yang melakukan seperti itu. Jika pun disebut nama orang tersebut, itu namanya merendahkan orang lain. "Dan Nabi tidak mau melakukan perendahan kepada siapapun," katanya. 

Padahal jika pun Nabi menyebut nama orang tersebut, pastilah ia tidak akan marah, karena Nabi yang menyebut. Tapi tak juga Nabi lakukan. Sebagai bentuk pengajaran bahwa bukan berarti jika kita benar kita boleh merendahkan orang lain. "Ini adalah pelajaran dan pendidikan yang sangat baik bagi para pendidik," katanya.

Ustadz Ahmad Zarkasih mengatakan, Nabi Muhammad, selain menusia yang dijadikan Allah sebagai contoh dan panutan untuk umat manusia, Nabi Muhammad merupakan manusia dengan talenta yang komplit. Dalam artian beliau adalah pribadi yang bisa dicontoh oleh semua kalangan dari berbagai latar belakang pendidikan dan juga pekerjaan. "Siapapun kita, apapun profesi kita, pastinya Nabi SAW punya dan bisa menjadi panutan baik bagi kita," kata Ustadz Zarkasih. 

Karena Allah SWT menjadikan beliau contoh bagi kita semua seperti yang disebutkan dalam Alquran surat Al Ahzab ayat 21 yang artinya:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا 

"Sungguh telah ada dalam diri Rasulullah  teladan yang baik bagi mereka yang menginginkan (pertemuan dengan) Allah dan juga (datangnya) hari akhir, serta berdikir kepada Allah dengan banyak."

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement