Kamis 21 May 2020 04:50 WIB

Cerita Molornya Pemakaman Jenazah PDP Corona di Ponorogo

Cerita Molornya Pemakaman Jenazah PDP Corona di Ponorogo

Rep: jatimnow.com/ Red: jatimnow.com
Cerita Molornya Pemakaman Jenazah PDP Corona di Ponorogo
Cerita Molornya Pemakaman Jenazah PDP Corona di Ponorogo

jatimnow.com - Pemakaman jenazah PDP Corona di Kabupaten Ponorogo sempat molor selama 5 jam, Selasa (19/5) malam.

Kepala Puskesmas Babadan, dr Siti Nurfaidah mengatakan jenazah warga Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo itu karena ada kendala teknis.

"PDP meninggal pukul 20.00 Wib dan baru dimakamkan jam 01.00 dini hari. Kurang lebih lima jam, " ujarnya, Rabu (20/5/2020).

Ia menjelaskan, kendala teknis itu diantaranya adalah saat tim medis ke lokasi pemakaman ternyata tidak ada orang. Rupanya, kabar meninggalnya PDP itu tidak diberitahukan kepada pihak kelurahan.

"Kemudian modin desa dihubungi juga sakit. Pak lurah yang cari penggali. Tapi 2 jam itu belum ada kejelasan sama sekali dan tidak mungkin mayat dibiarkan begitu saja," terang dia.

Karena tidak ada kejelasan, akhirnya pihak puskesmas meminta bantuan tim relawan BPBD untuk membantu memakamkan jenazah.

"Saya hubungi BPBD dan kita edukasi bagaimana caranya karena berbeda dengan pemakaman pada umumnya," jelasnya.

Setelah mendapat pengajaran cara pemulasaran, giliran tanah kuburan saat digali sulit karena tanahnya keras hingga diputuskan pindah tempat. Akhirnya pemakaman baru bisa terlaksana pada pukul 01.00 Wib.

"Kemarin yang memakamkan dari BPBD 4 orang, tim dari satgas desa 2 orang dan tim medis dari RS Darmayu 2 orang serta tim medis dari Puskesmas Babadan," paparnya.

Ia menjelaskan seharusnya ada tim satgas desa di tengah Pandemi Covid-19. Tim tersebut terdiri dari tim kesehatan, tim isolasi dan tim pemulasaran.

"Untuk tim pemulasaran ini terdiri dari perangkat desa, penggali kubur dan bidan desa," terang dia sambil menyebut jika setiap desa harus punya alat pelindung diri (APD) minimal 5 set.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Setyo Budiono menuturkan timnya baru pertama kali ini melakukan pemakaman dengan cara protap Corona.

"Ini pertama kali, meski cara menguburnya sama tetapi harus dilengkapi dengan protokol Covid-19. Sekali lagi ini adalah panggilan jiwa kami seorang petugas BPBD," kata Budi.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan jatimnow.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab jatimnow.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement