Rabu 20 May 2020 14:34 WIB

Dompet Dhuafa dan PWI Bantu Wartawan Senior

Wartawan juga harus peduli terhadap nasibnya sendiri dan nasib orang yang diberitakan

Dompet Dhuafa dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat bekerjasama menyalurkan bantuan untuk ratusan wartawan senior. Rabu (20/5).
Foto: dompet dhuafa
Dompet Dhuafa dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat bekerjasama menyalurkan bantuan untuk ratusan wartawan senior. Rabu (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat bekerjasama menyalurkan bantuan untuk ratusan wartawan senior. Sebab banyak wartawan khususnya yang sudah lanjut usia terdampak pandemi virus corona atau Covid-19.

Ketua Pembina Yayasan Dompet Dhuafa, Parni Hadi mengatakan, Dompet Dhuafa lahir dari rahim media massa. Karena itu wajib selalu ingat dan peduli para pelaku media massa atau wartawan. Media massa adalah wartawan dan Dompet Dhuafa didirikan oleh wartawan."Sampai sekarang (Dompet Dhuafa) dikelola oleh banyak wartawan, cara kerja wartawan adalah cara kerja konkret," kata Parni saat video conference bertema 'Apresiasi Wartawan Senior Cekal Covid-19, Dompet Dhuafa Bersama PWI dan PWI Peduli' pada Rabu (20/5).

Mantan pemimpin redaksi Harian Republika ini menyampaikan, PWI harus peduli terhadap wartawan. Wartawan juga harus peduli terhadap nasibnya sendiri dan nasib orang yang diberitakan. Omong kosong kalau wartawan mengurusi nasibnya sendiri dan tidak peduli terhadap pembacanya. Artinya wartawan tidak boleh egosenteris.

Hari ini Dompet Dhuafa bersama PWI menyalurkan bantuan kepada para wartawan yang menjadi mitra Dompet Dhuafa. Dalam hal ini Dompet Dhuafa hanya menyalurkan bantuan dari orang dan lembaga kepada para wartawan senior yang terdampak wabah Covid-19."Saya terima kasih dan Alhamdulillah karena Dompet Dhuafa dipercaya untuk menyalurkan bantuan untuk para wartawan senior yang terdampak virus Corona, siapa yang tidak terdampak corona? Kami memprioritaskan mereka yang terdampak," ujarnya.

Parni yang juga pernah menjadi wartawan mengungkapkan, sering kali nasib wartawan menyedihkan. Wartawan juga tidak banyak mendapat uang pensiun. Sehingga tidak banyak wartawan yang sejahtera hidupnya. Di akhir karirnya banyak wartawan yang menderita karena sakit-sakitan.

Sakit seorang wartawan di akhir karirnya bisa tuberkulosis (TBC) karena banyak begadang, minum kopi dan merokok sambil menulis berita. Pendiri Dompet Dhuafa ini berharap lembaga lain mengikuti Dompet Dhuafa berbagi kebaikan kepada wartawan. Tapi wartawan juga diminta berbuat kebaikan kepada rakyat dan pembacanya. "Saya apresiasi semua para wartawan, tolong sebarkan kebaikan, kami peduli wartawan karena wartawan teman kami menyebarkan kebaikan, Dompet Dhuafa menyebarkan kebaikan amar ma'ruf nahi munkar," ujarnya.

Ketua Umum PWI Pusat, Atal S Depari menyampaikan, ada paket yang akan disampaikan kepada para wartawan senior. Ini adalah paket yang luar biasa karena sebenarnya wartawan senior adalah orang yang sangat rentan terhadap Covid-19 akibat usia yang sudah tua.

Ia mengungkapkan, sebenarnya PWI juga sudah banyak melakukan program sosial untuk masyarakat. Tapi sekarang wartawan sendiri yang membutuhkan perhatian. Mungkin nasib wartawan yang paling memprihatinkan adalah saat terjadi pandemi Covid-19 sekarang."Covid-19 ini berdampak pada berbagai macam industri termasuk industri pers, dampak Covid-19 ke industri pers sangat luar biasa," ujarnya.

Atal menceritakan, telah berkumpul bersama ketua-ketua PWI se-Indonesia melalui video conference. Mereka menceritakan kondisi industri pers dan wartawan di daerah-daerah. 

Ia menyampaikan, banyak koran di daerah tidak terbit, yang memprihatinkan banyak wartawan menunggu giliran pemutusan hubungan kerja (PHK). Selain itu, banyak wartawan menyampaikan bahwa belum tentu mendapatkan gaji tanpa pemotongan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement