Selasa 19 May 2020 17:34 WIB

Peternak: Suplai Ayam Berkurang, Harga Membaik

Rata-rata harga ayam dari peternak mulai menyentuh level Rp 19 ribu-Rp 20 ribu per kg

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Setelah beberapa bulan mengalami tekanan harga, kini peternak ayam mandiri perlahan dapat menikmati harga ayam hidup (live bird) yang baik. Bahkan di beberapa daerah sudah sesuai harga acuan pemerintah, yaitu di tingkat peternak Rp 19 ribu hingga Rp 21 ribu
Foto: Kementan
Setelah beberapa bulan mengalami tekanan harga, kini peternak ayam mandiri perlahan dapat menikmati harga ayam hidup (live bird) yang baik. Bahkan di beberapa daerah sudah sesuai harga acuan pemerintah, yaitu di tingkat peternak Rp 19 ribu hingga Rp 21 ribu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalangan peternak mandiri yang tergabung dalam Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) menuturkan, harga ayam ras atau livebird mulai mengalami kenaikan sehingga memberi angin segar bagi peternak. Rata-rata harga ayam dari peternak mulai menyentuh level Rp 19 ribu-Rp 20 ribu per kilogram sesuai acuan pemerintah.

Ketua Pinsar Jawa Barat, Mukhlis, menjelaskan, harga live bird di Jawa Barat sesuai dengan acuan pemerintah. Namun, kata dia, perbaikan harga itu lantaran berkurangnya pasokan ayam dari peternak setelah dijual dengan harga jauh di bawah acuan.

Baca Juga

"Stok sudah terkuras habis untuk di peternak mandiri kecil karena kemarin kita jual murah langsung ke konsumen terpaksa untuk menutup utang," kata Mukhlis kepada Republika.co.id, Selasa (19/5).

Ia menilai, dampak dari kebijakan pemerintah yang menugaskan perusahaan integrator perunggasan untuk menyerap ayam peternak mandiri tidak begitu besar terhadap kenaikan harga. Pasalnya, proses penyerapan di lapangan juga tidak masif. Di satu sisi, perusahaan rerata meminta ayam dengan ukuran besar dengan bobot 1,82 kg per ekor.

Sementara, peternak mandiri rata-rata memiliki ayam bobot 1,4 kg - 1,6 kg per ekor. "Rata-rata sisa stok ayam di kandang peternak mandiri yang masih punya stok sekitar 60 persen, tapi permintaan juga berkurang karena dampak Covid-19," ujarnya.

Ketua Pinsar Jawa Tengah, Pardjuni, menambahkan, rata-rata harga live bird di wilayahnya menyentuh RP 21 ribu - Rp 22 ribu per kg. Sama halnya di Jawa Barat, ia mengaku bahwa pasokan ayam dari peternak mandiri terus menyusut setelah dilakukan penjualan dengan harga murah.

"Ini bukan dampak diserap integrator, tapi murni suplai berkurang," ujarnya.

Pardjuni menerangkan, potensi populasi nasional ayam per bulan sebesar 250 juta ekor. Jika 70 persen terdapat di Jawa, maka sekitar 180 juta ekor. Sementara, angka penyerapan ayam dari integrator baru mencapai 1 juta ekor sehingga dinilai tidak berdampak pada perbaikan harga ayam.

Membaiknya harga ayam ditunggu-tunggu oleh peternak pasca jatuhnya harga sejak lebih dari setahun yang lalu akibat over suplai dalam negeri. Di tengah pandemi Covid-19, harga ayam sempat jatuh hingga Rp 5.000 per kg di tingkat peternak dari rerata biaya pokok produksi sebesar Rp 19 ribu per kg.

Parjudni pun memprediksi, pasca lebaran harga kembali berpotensi anjlok. Pasalnya, perusahaan intergator kemungkinan besar akan kembali berproduksi pasca melakukan pemusnahan atau cutting telur ayam sejak awal tahun demi menekan jumlah populasi ayam.

"Bulan Juni-Juli kemungkinan produksi akan besar-besaran lagi. Oleh karena itu, harapan saya agar pemerintah benar-benar bisa menyesuaikan produksi dengan permintaan pasar," ujarnya.

Pihaknya pun menilai pemerintah belum tegas lantaran tidak menerapkan sanksi bagi perusahaan integrator yang sengaja membuat suplai berlebih untuk menekan harga ayam. Alhasil, kejadian over suplai kerap terjadi dan tak dihiraukan oleh perusahaan.

Sebagaimana diketahui, Kementerian Pertanian menerbitkan kebijakan agar para integrator perunggasan bisa menyerap ayam peternak mandiri dengan harga wajar demi meminimalisasi kerugian peternak. Penyerapan ditargetkan sebanyak empat juta ekor oleh belasan perusahaan integrator.

Dalam kerja sama itu, Kementan ikut memfasilitasi penyediaan gudang penyimpanan cold storage agar ayam yang diserap bisa disimpan dan dilakukan tunda jual. Adapun, berdasarkan data terakhir yang diterima, total penyerapan ayam oleh intergator telah mencapai 896.222 ekor atau 21 persen dari target empat juta ekor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement