Selasa 19 May 2020 12:41 WIB

Warga Pejaten Timur Mulai Bersihkan Sisa Banjir

Warga dan petugas PPSU bergotong royong membersihkan sisa-sisa banjir

Warga beraktivitas ketika banjir melanda permukiman penduduk di Kawasan Pejaten Timur / Ilustrasi
Foto: Republika/Prayogi
Warga beraktivitas ketika banjir melanda permukiman penduduk di Kawasan Pejaten Timur / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Banjir yang melanda pemukiman warga di empat rukun warga (RW) Kelurahan Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Selasa (19/5) pagi telah surut. Warga pun mulai berbenah membersihkan sisa banjir.

Lurah Pejaten Timur HM Rasyid Darwis mengatakan warga dibantu petugas PPSU kelurahan bergotong royong membersihkan sisa-sisa sampah dan lumpur rendaman banjir.

"Banjir surutnya dari jam 03.00 WIB pagi, sekarang sudah kering, tinggal pembersihan," kata Rasyid.

Rasyid mengatakan total ada 15 petugas Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) yang dikerahkan membantu warga membersihkan lingkungan dari sisa banjir dengan cara mengangkut sampah sisa banjir serta membersihkan sedimentasi lumpur yang mengotori jalan dan pemukiman.

Ia menyebutkan, banjir melanda empat rukun warga di Kelurahan Pejaten Timur yakni RW 005, RW 006, RW 007 dan RW 008 dengan ketinggian mencapai 1,5 meter. Tercatat ada sekitar 30 kepala keluarga yang terdampak banjir. Namun, tidak ada warga yang mengungsi. Warga memilih tetap bertahan rumah masing-masing dan di lantai dua rumahnya hingga air surut.

Menurut Rasyid, luapan Kali Ciliwung menggenang pemukiman warga terjadi sejak Senin (18/5) sekitar pukul 21.00 WIB. Air berasal dari luapan Kali Ciliwung yang mengalami kenaikan akibat hujan yang mengguyur kawasan Puncak dan Depok, Jawa Barat pada Senin sore hingga malam.

Lebih lanjut Rasyid mengatakan empat RW di wilayah Pejaten Timur sudah sering dilanda banjir, setiap kali Ciliwung meluap. Menurut dia, jika status ketinggian muka air di Katulampa dan Pintu Air Depok siaga tiga, maka empat RW tersebut sudah pasti terkena limpasan.

"Kalau di Pejaten Timur cuaca panas, tapi di Puncak dan Depok hujan, sudah pasti bakalan kena (banjir)," kata Rasyid.

Ia mengatakan kondisi tersebut dikarenakan empat RW tersebut berada di kawasan terbuka dan dekat rawa. Selain itu, karena ada pembebasan Kali Ciluwung sehingga limpasan dan tali-tali air mengarah ke empat RW tersebut.

Jika ketinggian muka air lebih tinggi lagi atau berstatus siaga dua, makan cakupan banjir lebih luas lagi tidak hanya di empat RW tersebut.

"Jadi kalau sudah meluap, air dari Ciliwung tidak bisa keluar, airnya berbalik ke wilayah kita," katanya.

Rasyid mengatakan upaya yang dilakukan aparat untuk mengantisipasi warga terdampak banjir hanya dengan menginformasikan kepada warga lewat pengeras suara.

Warga sebelumnya telah diimbau untuk mewaspadai kenaikan permukaan air Kali Ciliwunguntuk memberi kesempatan mengevakuasi barang-barang berharga sebelum banjir tiba.

"Banjir begini sudah biasa, kita kasih imbauan juga sudah biasa, paling nanti juga surut," kata Rasyid mengutip ucapan warganya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement