Senin 18 May 2020 20:08 WIB

Bulog Berupaya Penuhi Stok Beras di Saat Pandemi

Stok beras yang dimiliki Bulog saat ini mencapai 1,4 juta ton di Indonesia

Rep: M. Nursyamsi/ Red: Hiru Muhammad
Seorang pria berjalan di dekat tumpukan karung berisi beras di gudang Bulog wilayah NTT di Kupang, NTT, Senin (18/5)
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Seorang pria berjalan di dekat tumpukan karung berisi beras di gudang Bulog wilayah NTT di Kupang, NTT, Senin (18/5)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan Bulog memegang peran penting dalam kondisi saat ini di tengah pandemi Corona. Bulog, memahami tingginya kebutuhan pangan saat ini, terlebih menjelang lebaran. Banyak kementerian, BUMN, atau swasta yang memerlukan kebutuhan pokok untuk bantuan sembako kepada masyarakat terdampak Corona. Hal ini yang membuat para karyawan di Bulog siaga penuh memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Insya Allah teman-teman kita di Bulog yang WFH tidak sampai 10 persen. Semua kami ada di kantor, di lapangan, di gudang, dan di pasar. Butuh kehati-hatian dalam pandemi ini, tapi kami bisa melayani masyarakat atas kebuthan dasarnya," ujar Tri saat konferensi video di Jakarta, Senin (18/5).

Tri menyampaikan stok beras yang dimiliki Bulog saat ini mencapai 1,4 juta ton yang tersebar di seluruh Indonesia. Ia memerinci cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 1,32 juta ton dan untuk beras komersial berjumlah 101.364 ton. Tri mengatakan permintaan beras saat pandemi cukup tinggi, namun masyarakat diminta tak perlu khawatir. "Tujuh provinsi yang defisit sudah kami isi. Kami punya minimum stock requirement yang namanya kontinuitas pasokan. Setiap akhir tahun stok kami selalu siap," lanjut Tri. 

Bulog bergerak cepat dengan melakukan pendistribusian beras di tujuh provinsi tersebut. Yaitu Kalimantan Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat. Tri menyebut proporsi defisit, besaran angka, dan pendistribusian beras yang dilakukan Bulog berbeda-beda terhadap daerah. 

Ia merinci Maluku Utara defisit sebanyak 3.724 ton dan stok di gudang serta dalam perjalanan mencapai 3.286 ton. Kepulauan Bangka Belitung defisit sebanyak 9.891 ton dan stok di gudang serta stok dalam perjalanan mencapai 2.303 ton.

Papua Barat defisit 931 ton dan stok di gudang serta stok dalam perjalanan mencapai 8.060 ton. Maluku defisit sebanyak 3.344 ton dan stok di gudang serta dalam perjalanan sebanyak 9,255 ton. Riau defisit sebanyak 27.719 ton dan stok di gudang serta stok dalam perjalanan mencapai 15.142 ton. Kalimantan Utara defisit sebanyak 763 ton dan stok di gudang serta stok dalam perjalanan mencapai 1.779 ton dan Kepulauan Riau defisit sebanyak 8.185 ton dan stok di gudang serta stok dalam perjalanan mencapai 9.329 ton.

"Soal keterjangkauan kami sedang menyebarkan stok ke seluruh Indonesia. Kami segera selesaikan pada Agustus. Kami sudah prediksi untuk kebutuhan November hingga Januari kami gelontorkan pada Agusutus dan kami punya movement nasional dan regional di mana kami gerakkan dari surplus kita kirim ke daerah mengalami defisit," ucap Tri. 

Bulog menargetkan penyerapan gabah beras meningkat sebanyak 600 ribu ton hingga 650 ribu ton pada akhir Juli. Tri meyakini target ini mampu terealisasi jika melihat serapan beras Bulog yang mencapai 15 ribu ton per hari. 

Tri menyebut panen terbesar pada Mei berasal dari Sulawesi Selatan yang mencapai 5 ribu ton, disusul Nusa Tenggara Barat (NTB). Sementara Pulau Jawa bagian selatan masih ada sedikit panen, sementara Jawa bagian utara baru memasuki masa tanam. Tri mengatakan Bulog juga mengalokasikan sekira lima ribu sampai enam ribu ton beras untuk operasi pasar."Sesuai dengan permendag, program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga. Itu menstabilkan harga dari sisi konsumen. Di hulu kami beli gabah beras, di hilir kami mendistribusikan stok ke masyarakat sehingga harganya tidak naik," kata Tri.

Di samping langkah tersebut, Bulog juga mendapat tugas menyalurkan beras bansos kepada 877.376 keluarga penerima manfaat (KPM) di Jabodetabek yang terdampak pandemi corona atau 60,48 persen dari total target penerima bantuan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement