Senin 18 May 2020 16:48 WIB

Ketatkan Penertiban Aktivitas Warga di Saat PSBB

Kapolda dan Pangdam agar melakukan siaga satu karena potensi lalu lintas akan naik

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (tengah) bersama Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi (kanan) berbincang dengan pengendara mobil saat pemantauan pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hari pertama di pos check point pintu keluar Tol Jagorawi, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/4/2020). Gubernur Jawa Barat menilai pelaksanaan PSBB di Kota Bogor berjalan baik terlihat dari penurunan jumlah kendaraan yang masuk Kota Bogor lewat pintu Tol Jagorawi mencapai 50 persen.
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (tengah) bersama Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi (kanan) berbincang dengan pengendara mobil saat pemantauan pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hari pertama di pos check point pintu keluar Tol Jagorawi, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/4/2020). Gubernur Jawa Barat menilai pelaksanaan PSBB di Kota Bogor berjalan baik terlihat dari penurunan jumlah kendaraan yang masuk Kota Bogor lewat pintu Tol Jagorawi mencapai 50 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta Polri dan TNI untuk mengetatkan kembali penertiban aktivitas warga di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jawa Barat. Nantinya, PSBB ini akan dilanjutkan secara proporsional di setiap kabupaten/ kota di Jawa Barat.

Menurut Ridwan Kamil, sebelum dan pada awal PSBB, pergerakan aktivitas masyarakat sempat menurun sampai tinggal 20 persennya. Kemudian meningkat kembali jadi 30 persen, dan terakhir jadi sekitar 40 persen menjelang akhir PSBB di Jabar, sejak tiga hari terakhir.  Angka pergerakan menjelang Lebaran ini, harus terus ditekan supaya penularan Covid-19 di Jabar bisa ditekan kembali. 

"Saya khawatir, pergerakan pada masa sebelum dan setelah Idulfitri malah akan meningkat, padahal penyebaran Covid-19 masih harus diwaspadai," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Gedung Sate, Senin (18/5).

Emil meminta kepada Kapolda dan Pangdam agar melakukan siaga satu. Dari semua waktu ini, adalah pekan ini, dari sekarang sampai Lebaran, karena potensi lalu lintas akan naik. "Kita monitor dalam satu dua hari, orang belanja berbondong-bondong di pasar dan sebagainya. Ini jangan sampai keberhasilan Jabar di PSBB ini akan terganggu oleh dinamika jelang Lebaran," katanya.

Dari hasil evaluasi PSBB Jabar yang akan berakhir Rabu (20/5), kata Emil, statistik penyebaran Covid-19 di Jabar sudah membaik secara signifikan. Dari sisi jumlah kasus positif, biasanya Jabar berada di peringkat kedua terbanyak setelah DKI Jakarta, namun dalam sepekan terakhir berada di posisi ketiga, tersusul oleh Jawa Timur.

"Secara presentase juga, sacara jumlah penduduk ini Jabar sekarang ranking 23 dari 34 provinsi. Jadi untuk penduduk terbesar se-Indonesia, menempati prosentase di urutan ke-23, ini adalah keberhasilan dari semua tim di Gugus Tugas dalam menekan Covid-19," papar Emil.

Menurutnya, angka pasien Covid-19 di rumah sakit pun, adalah yang paling nyata mengalami penurunan. Di akhir April tercatat ada 430-an pasien per minggu, kini sudah di angka hanya 200 pasien. Karenanya, Emil mengucapkan banyak terima kasih kepada dokter dan tenaga kesehatan karena telah berhasil meningkatkan angka kesembuhan dua kali lipatnya.

"Sehingga jumlah kasur atau bed di fasilitas kesehatan hanya dipakai 30 persen di Jabar ini. Jadi beban di rumah sakit menurun, hanya 30 persen yang digunakan untuk merawat orang sakit," katanya.

Selain itu angka kecepatan penyebaran virus corona di Jabar  menurun. Hitungannya, dari awalnya seorang pasien positif dapat menularkan kepada tiga orang lainnya dalam sehari, setelah PSBB diberlakukan seorang pasien hanya menularkan kepada satu orang lainnya dalam sehari.

Sehingga, kasus rata-rata di bulan April yang masih 40 kasus per hari, sejak dua pekan terakhir PSBB ini, di angka 21-an kasus per hari. "Jadi kami boleh menyimpulkan PSBB di Jabar ini melengkapi PSBB Bodebek dan Bandung Raya, boleh dikatakan ini mengalami keberhasilan siginifkan, kasus turun rata-rata 50 persen," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement