Senin 18 May 2020 16:46 WIB

Bulog Jamin Pasokan Gula untuk Lebaran Aman

Bulog berharap BUMN lain yang memiliki alokasi importasi dapat segera mengimpor.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Fuji Pratiwi
Seorang pedagang menunjukkan gula pasir pasokan dari Bulog yang dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) saat Operasi Pasar Gula Pasir Bulog di Pasar Bulu, Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/5/2020). Operasi Pasar yang digelar Perum Bulog Kanwil Jateng itu untuk memastikan ketersediaan gula pasir yang dijual sesuai dengan HET yaitu Rp12
Foto: Antara/Aji Styawan
Seorang pedagang menunjukkan gula pasir pasokan dari Bulog yang dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) saat Operasi Pasar Gula Pasir Bulog di Pasar Bulu, Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/5/2020). Operasi Pasar yang digelar Perum Bulog Kanwil Jateng itu untuk memastikan ketersediaan gula pasir yang dijual sesuai dengan HET yaitu Rp12

REPUBLIKA.CO.ID, 

 

Baca Juga

 

JAKARTA -- Perum Bulog menyampaikan ketersediaan gula sampai Lebaran masih mencukupi. Meskipun stok tersebut masih belum memenuhi kebutuhan nasional secara bulanan.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, Bulog telah mengimpor 21.800 ton gula kristal putih dari India untuk pasokan Lebaran. Tri menyebut total kuota impor Bulog sebesar 50 ribu ton gula, tapi baru tiba 21.800 ton untuk tahap pertama.

"Dari 50 ribu ton, sudah masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok 21.800 ton. Itu sudah kami sebar ke wilayah. Insya Allah (cukup) sampai Lebaran selesai," ujar Tri saat konferensi video di Jakarta, Senin (18/5).

Tri menyebut proses impor mengalami tantangan lantaran kondisi India yang sedang dalam posisi lockdown. Tri menilai proses impor gula tahap pertama relatif cepat mengingat sudah tiba di Indonesia pada 5 Mei sejak dipesan pada 7 April 2020. Sebanyak 28.200 ton gula diperkirakan tiba di Surabaya pada pekan pertama Juni.

"Nanti tahap ke dua 28.200 ton itu di Surabaya," ucap Tri.

Meski terbilang cukup untuk pasokan Lebaran, Tri menilai jumlah impor ini masih sangat jauh dari kebutuhan gula nasional yang mencapai 250 ribu per bulan. Bulog berharap BUMN lain seperti PT RNI dan PT PPI yang memiliki alokasi importasi yang sama dapat segera melakukan proses impor. 

Pun dengan para pelaku usaha swasta yang mendapat izin impor gula untuk bersama-sama membantu memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. "Meski kami stok kami sedikit tapi kami sudah bisa sebarkan dari Sabang sampai Merauke," kata Tri menambahkan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement