Senin 18 May 2020 16:11 WIB

Huawei Diboikot Amerika, China Ancam Batasi Bisnis Apple cs

Tak Terima Huawei Terus Diboikot Amerika, China: Kami Siap Batasi Bisnis Apple dkk

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Tak Terima Huawei Terus Diboikot Amerika, China: Kami Siap Batasi Bisnis Apple dkk!. (FOTO: Huawei)
Tak Terima Huawei Terus Diboikot Amerika, China: Kami Siap Batasi Bisnis Apple dkk!. (FOTO: Huawei)

Warta Ekonomi.co.id, Bogor

Kementerian Perdagangan (Kemendag) China menentang keras peraturan ekspor terbaru Amerika Serikat (AS) yang membatasi bisnis Huawei.

Untuk itu, Kemendag China akan mengambil langkah untuk melindungi hak dan kepentingan perusahaan China.

"(Kemendag China) mendesak AS untuk segera menghentikan tindakan yang keliru (terhadap perusahaan China)," kata lembaga itu, dikutip dari Reuters, Senin (18/5/2020).

Baca Juga: Administrasi Trump Blokir Ekspor Teknologi ke Huawei, Ketegangan AS-China Berpotensi Pecah Lagi!

Administrasi Trump memutuskan memblokir pasokan chip global ke Huawei pada akhir pekan lalu, memicu kekhawatiran soal pembalasan China--hingga berisiko merugikan saham produsen komponen chip AS. Aturan baru mulai berlaku pada Jumat (15/5/2020) dengan masa tenggang 120 hari.

Mengutip sumber anonim, surat kabar Pemerintah China, Global Times menyebut, "sebagai balasan terhadap pemblokiran Huawei, Beijing siap memasukkan perusahaan-perusahaan AS ke dalam daftar entitas yang tidak dapat dipercaya."

Langkah awal penindakan itu ialah memulai investigasi dan memberlakukan batasan pada perusahaan AS, seperti Apple Inc, Cisco Systems Inc, dan Qualcomm Inc.

"AS telah menggunakan kekuatan nasional dan kecemasan terhadap keamanan nasional sebagai alasan, serta menyalahgunakan kontrol ekspor untuk terus menakan perusahaan tertentu di negara lain," tambah Menteri Perdagangan China dalam pernyataannya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement