Senin 18 May 2020 11:06 WIB

Lazismu Berharap Ketahanan Pangan Terjaga Saat Pandemi

Lazismu berharap dapat mewujudkan ketahanan pangan yang dicanangkan Muhammadiyah

Petani binaan Lazismu Solo di Desa Sidorejo Kecamatan Bendosari, Sukoharjo melakukan panen raya program Tani Bangkit. Panen Raya tersebut merupakan panen periode April-Mei 2020.   Panen raya jenis padi Mekongga berada di lahan seluas 6000 meter persegi merupakan kolaborasi antara Lazismu dan petani binaan.
Foto: istimewa
Petani binaan Lazismu Solo di Desa Sidorejo Kecamatan Bendosari, Sukoharjo melakukan panen raya program Tani Bangkit. Panen Raya tersebut merupakan panen periode April-Mei 2020. Panen raya jenis padi Mekongga berada di lahan seluas 6000 meter persegi merupakan kolaborasi antara Lazismu dan petani binaan.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Petani binaan Lazismu Solo di Desa Sidorejo Kecamatan Bendosari, Sukoharjo melakukan panen raya program Tani Bangkit. Panen Raya tersebut merupakan panen periode April-Mei 2020. 

Panen raya jenis padi Mekongga berada di lahan seluas 6000 meter persegi merupakan kolaborasi antara Lazismu dan petani binaan. 

Waluyo Raharjo, Ketua Lazismu Solo menjelaskan, di pertengahan bulan Mei yang bersamaan dengan Ramadhan,  bahwa program sinergi tani bangkit dengan komunitas petani dibawah koordinasi Bapak Alfini baru saja melakukan panen raya. Padinya sangat subur dengan jenis Mekongga. "Meski demikian hasil panen tergolong baik,  meski di beberapa titik banyak yang roboh karena tersapu angin," katanya. 

Lazismu beserta segenap anggota MCCC-19 berharap bisa mewujudkan ketahanan pangan yang dicanangkan Muhammadiyah di saat pandemi."Wujud dari komitmen menjaga ketahanan pangan tersebut berupa pembeluan hasil dari panen petani.  Beras ini akan disalurkan kepada mereka terutama untuk duafa dan fakir miskin maupun terhadap masyarakat yang terdampak,” tuturnya. 

Program ini terlaksana berkat dana yang dihimpun dari dana zakat yang disalurkan secara produktif untuk membantu petani agar bangkit dan bisa menjual hasil panen dengan layak. "Mudah-mudahan sinergi Muhammadiyah bersama petani menjadi bakti dan sumbangsih terhadap petani Indonesia,” katanya. 

Bapak Alfini petani binaan Lazismu Solo mengucapkan terima kasih atas kerja samanya selama ini.  "Di tengah pandemi Covid-19 petani sangat kesulitan menjual gabah dengan harga yang layak. Hasil panennya pun juga tidak sesuai yang diharapkan karena banyak yang ambruk terkena angin. 

“Alhamdulillah, dengan adanya sinergi ini kami bisa menjual gabah kemudian menjadi beras dengan harga yang sesuai. Bisa untuk mengembalikan biaya produksi padi jenis Mekongga," jelasnya.  

Kami berharap kedepan agar sinergi ini bisa berjalan di panen selanjutnya. Program ini sangat membantu kami karena kami sangat kesulitan menjual hasil panen dan banyak yang dijual ke tengkulak. Harganya sangat tidak layak, apalagi dengan kondisi harga pupuk yang mahal dan sulit dicari. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement