Senin 18 May 2020 10:27 WIB

Gaya Hidup New Normal, Seperti Apa?

Bersiaplah menjalani gaya hidup normal yang baru.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Natalia Endah Hapsari
Mencuci tangan dan memakai masker akan menjadi gaya hidup normal yang baru.
Foto: BPJS kesehatan
Mencuci tangan dan memakai masker akan menjadi gaya hidup normal yang baru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Saat ini istilah new normal atau normal yang baru sering kita dengar. Inilah istilah yang muncul setelah pandemi Covid-19 merebak di seluruh dunia. 

Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) pun mengajak daerah se-Indonesia bersiap menyambut konsep new normal alias tatanan kehidupan baru. Menurut Ketua Umum Apkasi, Abdullah Azwar Anas, prinsip tata kehidupan baru berporos pada tiga hal untuk menghindari dampak buruk pandemi Covid-19 secara berkelanjutan.

Apa sajakah ketiga hal tersebut?

Pertama, tetap memprioritaskan penanganan Covid-19 dengan terus memperbaiki berbagai mekanisme. Mulai dari ketersediaan bed isolasi, alat-alat kesehatan, tracing, hingga mendukung langkah pemerintah pusat memperluas pengetesan berbasis Polymerase chain reaction (PCR).

Kedua, disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 seperti gerakan cuci tangan pakai sabun, menjaga jarak aman, memakai masker harus dilanjutkan yang juga perlu diterapkan dalam sebuah peraturan, misalnya penerapan protokol di pasar tradisional maupun modern.

Ketiga, secara bertahap pemerintah daerah kembali meningkatkan produktivitas ekonomi lokal. Sesuai analisis para ahli, pandemi akan benar-benar berakhir ketika vaksin ditemukan.

Dengan tiga poros tersebut, Anas optimistis kehidupan masyarakat berangsur membaik. Penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi harus dijalankan berbarengan serta tidak dibeda-bedakan.

Anas mengingatkan, tatanan masyarakat baru yang produktif dan aman dari Covid-10 harus dijalankan secara bertahap. Kajian epidemiologi tetap perlu menjadi rujukan agar tidak menimbulkan gelombang kedua wabah yang lebih mengkhawatirkan.

Misalnya, daerah wisata bisa mulai menyiapkan konsep cleanliness, health, and safety yang telah dipaparkan Kementerian Pariwisata. Sementara, daerah jasa dan perdagangan dapat mulai mengaktifkan setengah dari kapasitas bisnisnya, dan seterusnya dengan pertimbangan-pertimbangan di tingkat lokal.

Dengan demikian, lanjut Anas, aspek kesehatan tetap diperhatikan dan sekaligus produktivitas ekonomi bisa perlahan ditingkatkan. Menurut dia, tatanan kehidupan baru tidak bisa ditolak. "Tatanan kehidupan baru adalah keniscayaan, tidak bisa ditolak, karena itu kita harus menyesuaikan diri dengan menciptakan gaya hidup baru yang sadar protokol kesehatan untuk menunjang produktivitas ekonomi," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement