Ahad 17 May 2020 20:25 WIB

Pedagang Pasar Cikurubuk Tasikmalaya Keluhkan Omzet Turun

Ada beberapa kios yang tutup selama pandemi Covid-19 terjadi.

Rep: Bayu Aji P/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pedagang berjualan di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Ahad (17/5).
Foto: Republika/Bayu Adji P.
Pedagang berjualan di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Ahad (17/5).

REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Para pedagang di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, mengeluh omzet yang tak juga normal sejak terjadi pandemi Covid-19. Bahkan, sejak pandemi Covid-19 menjalar ke Kota Tasikmalaya, sejumlah pedagang harus rela omzetnya menurun hingga lebih dari 50 persen.

Salah satu pedagang beras di pasar itu, Nunung (60 tahun) mengatakan, penghasilannya dari hari ke hari terus menurun sejak terjadi pandemi Covid-19. Momen menjelang Lebaran seperti saat ini masih belum bisa mengembalikan omzetnya seperti semula.

Menurut dia, dalam kondisi pandemi Covid-19 pedagang beras adalah yang paling terdampak di pasar. "Soalnya banyak warung makan yang tutup, sementara warga banyak diberi bantuan sembako. Pendapatan saya bisa berkurang sampai 80 persen," kata dia kepada Republika.co.id, Ahad (17/5).

Sementara itu, salah satu pedagang sembako di pasar terbesar di Priangan Timur itu, Revan (20) mengaku mengalami penurunsn omzet sejak terjadi pandemi Covid-19. Namun, penurunan omzetnya tak sebanyak para pedagang beras, melainkan hanya sekira 30 persen.

"Sekarang mah pendapatan sehari juga gak tentu. Uang yang masuk diputar terus," kata lelaki yang menemani ibunya berdagang di pasar itu.

Dari banyak jenis dagangan yang dijualnya, sayur-mayur adalah yang paling banyak terdampak. Bahkan, momen Ramadhan dinilai tak menambah penghasilannya.

Padahal, lanjut Revan, Ramadhan tahun sebelumnya pembeli selalu ramai, bahkan hingga sore hari di pasar. Namun, adanya virus corona tak membuat Ramadhan kali ini terasa ramai.

Sementara itu, salah seorang pedagang buah di pasar itu, Arif (27) juga mengaku ikut terdampak pandemi Covid-19. Namun, tak seperti pedagang lainnya, omzetnya hanya menurun sekira 10 persen dari kondisi normal. "Kalau untuk buah-buahan hanya turun dikit, sekira 10 persen. Jadi tidak terlalu pengaruh," kata dia.

Ketua Himpunan Pedagang Pasar Kota Tasikmalaya (Hippatas) Jahid mengatakan, hampir semua pedagang di Pasar Cikurubuk terdampak Covid-19. Rata-rata, para pedagang mengalami penurunan omzet hingga 50 persen.

Bahkan, ia mengatakan, ada beberapa kios yang tutup selama pandemi Covid-19 terjadi, meski jumlahnya tak banyak. Hanya sekira 5-10 persen. "Mereka memilih tutup daripada tetap berdagang tapi tak banyak penghasilan," kata dia.

Ia menjelaskan, banyak faktor yang membuat omzet para pedagang menurun. Yang utama, tentu saja konsumen takut datang ke pasar karena di pasar sudah pasti terdapat  kerumunan. Selain itu, banyak akses jalan yang terhambat, baik untuk konsumen menuju pasar atau pengiriman barang.

Atas dasar itu, Dinas Koperasi, Usaha Menegah, Kecil, Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (KUMKM Perindag), Kota Tasikmalaya, berinisiatif untuk membuat Pasar Cikurubuk Online. Atas dukungan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya, para pedagang dan pengurus koperasi dilatih untuk beroperasi secara daring.

Pasar Cikurubuk Online telah resmi beroperasi sejak April 2020 memanfaatkan aplikasi Tokopedia, guna melayani konsumen yang khawatir pergi ke pasar. Selain itu, pasar daring tersebut juga bertujuan memfasilitasi para pedagang yang terdampak Covid-19 karena sepinya pembeli.

"Alhamdulillah sedikit membantu meningkatkan omzet para pedagang Pasar Cikurubuk," kata Jahid.

Namun, lanjut dia, warga yang tetap ingin berbelanja langsung ke pasar juga tak perlu khawatir. Sebab, para pedagang di Pasar Cikurubuk juga menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker dan jaga jarak. Bahkan pihaknya juga menyediakan wastafel untuk mencuci tangan di beberapa titik di pasar.

"Kita optimis tidak ada yang terpapar Covid-19 di pasar, tapi tetap berupaya mencegah," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement