Ahad 17 May 2020 17:22 WIB

Hadapi Pandemi, UMKM Dinilai Wajib Kuasai Teknologi

UMKM masih menjadi solusi pertahanan ekonomi Indonesia.

Perajn memproduksi kerajinan rotan di kawasan Pasar Minggu, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Perajn memproduksi kerajinan rotan di kawasan Pasar Minggu, Jakarta, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bisnis yang selama ini jadi pondasi utama pergerakan ekonomi mengalami kepincangan selama masa pandemi corona. Untuk itu, Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (Kagama) , Budi Karya Sumadi, dalam seminar KAGAMA Inkubasi Bisnis (KIB) ke-IX nengatakan, bisnis harus ikut disembuhkan selama pandemi berlangsung. 

Hal tersebut ia sampaikan dalam kegiatan bertema "Memperkokoh Daya Tahan Usaha untuk Kelangsungan Bisnis dalam Situasi Pandemi Covid-19". Kegiatan yang dibuka pada Sabtu (16/5) itu digelar secara daring dengan diikuti lebih dari 400 peserta yang tersebar dari seluruh Indonesia. 

“Kalau tidak ada bisnis, situasi kehidupan negara atau daerah akan lumpuh. Covid-19 memberikan dampak yang luar biasa bagi negara manapun. Bahkan menyerang negara-negara maju, yang lebih besar dari negara kita. Kini pemerintah telah berupaya mengatasinya melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19,” papar dia.

Menteri Perhubungan RI itu menambahkan, pihaknya juga kerap membahas strategi pertahanan di dunia bisnis dalam rapat kabinet, dengan sesama menteri, maupun sesama pelaku bisnis.

UMKM merupakan kelompok masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19, secara mandiri mereka berusaha mendapatkan penghasilan untuk hidup.

Sekilas terlihat sederhana, tetapi jumlah UMKM di Indonesia sangat banyak dan menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar bagi Indonesia. Tanpa UMKM, kata dia, ndonesia tidak bisa bertahan.

“UMKM masih menjadi solusi pertahanan ekonomi saat ini. Untuk itu, Presiden belum lama ini mengampanyekan untuk masyarakat bangga pada produk lokal,” jelas alumnus Teknik Arsitektur UGM ini.

Kebanggaan itu harus dibuktikan dengan pemberdayaan UMKM, di samping juga memanfaatkan produk yang dihasilkan oleh mereka.

Dalam situasi ini, semua orang dituntut untuk menguasai teknologi informasi di tengah kondisi yang mengharuskan kita untuk work from home (WFH). 

Dunia bisnis menjadi tempat bagi seseorang menyalurkan keterampilannya. Menurut Budi, keterampilan adalah sebuah potensi yang harus dikembangkan, bahkan situasi saat ini bisa menjadi kesempatan.

Dengan memanfaatkan teknologi informasi yang ada, kesempatan mengembangkan keterampilan semakin terbuka luas. 

“Di masa pandemi, pemanfaatan teknologi informasi menjadi penting. Ini merupakan cara baru, dalam hal ini pemerintah juga berniat melatih banyak orang, termasuk kelompok UMKM untuk bisa mengusai teknologi informasi,” kata Budi.

Langkah ini, kata Budi, merupakan salah satu cara untuk mempertahankan ekonomi dalam situasi pandemi. Budi yakin KAGAMA Inkubasi Bisnis (KIB) bisa membantu membuat Indonesia tetap bertahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement