Ahad 17 May 2020 13:02 WIB

Permainan Tradisional Dinilai Tingkatkan Kemampuan Sosial

Permainan tradisional memiliki nilai-nilai karakter baik.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Seorang anak bermain kelereng di halaman rumahnya di Desa Alue Raya, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Senin (30/3/2020). Permainan tradisional yang populer di era 1980-an ini semakin jarang dimainkan anak-anak seiring maraknya permainan-permainan modern berteknologi canggih
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Seorang anak bermain kelereng di halaman rumahnya di Desa Alue Raya, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Senin (30/3/2020). Permainan tradisional yang populer di era 1980-an ini semakin jarang dimainkan anak-anak seiring maraknya permainan-permainan modern berteknologi canggih

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Psikolog sekaligus Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Iswinarti menilai permainan tradisional dapat membantu meningkatkan kemampuan sosial. Penilaian ini berdasarkan hasil penelitian disertai metode yang diterapkannya, yakni BERLIAN.

Iswinarti mengatakan, permainan tradisional memiliki nilai-nilai karakter baik. Beberapa di antaranya seperti kemampuan menyelesaikan masalah, pantang menyerah, mengatur strategi dan berkompetisi. Kemudian meningkatkan kemampuan komunikasi, dorongan berprestasi, pengendalian diri, dan ketelitian.

"Lalu konsentrasi serta kepemimpinan," kata Iswinarti melalui pesan resmi yang diterima Republika.

Iswinarti juga mengungkapkan, hasil penelitian tentang pengaruh teknologi digital seperti video gim dan komputer terhadap perkembangan anak. Permainan menggunakan media ini ternyata telah menunjukkan hasil yang konsisten. Penggunaan internet dalam bermain gim atau gim daring secara potensial akan menimbulkan bahaya kesehatan fisik dan mental.

"Agresivitas merupakan salah satu efek yang berarti dari bermain video game tersebut," jelasnya.

Hasil penelitian permainan daring dengan tradisional menunjukkan perbedaan cukup besar. Permainan tradisional justru dapat menimbulkan karakter moral yang baik di dalamnya. Beberapa di antaranya seperti kejujuran atau sportivitas, empati, tanggung jawab, hubungan sosial, kerja sama dan keadilan.

Iswinarti menggunakan metode BERLIAN dalam penelitiannya yang berarti "Bermain, ExpeRiential, LearnIng, Anak". Metode ini berfungsi membantu anak menemukan makna dari pengalaman ketika mereka bermain permainan tradisional. Salah satu hasil penelitian menunjukkan, anak-anak yang bermain permainan tradisional disertai metode BERLIAN lebih mengalami peningkatan kompetensi sosial.

Adapun langkah-langkah permainan tradisional dengan metode BERLIAN yakni menentukan nilai yang terkandung dan mengajari aturan main. Kemudian menetapkan simulasi cara bermain dan melakukan evaluasi terhadap cara bermain. Lalu melakukan permainan dan refleksi terhadap pengalaman anak saat bermain.

"Dan di antara permaian tradisional terbaik, yakni yakni congklak lidi, dakon, bekelan, engklek, dan lompat tali," katanya.

Dengan adanya hasil penelitian ini, Iswinarti menilai, orang tua memiliki kesempatan lebih untuk belajar dan bermain bersama anak selama di rumah. Kegiatan ini dapat mempererat hubungan anggota keluarga, terlebih antara orang tua dan anak. Hal yang pasti, ini dapat menjadi alternatif kegiatan anak-anak dibandingkan harus memainkan gawai selama di rumah.

Iswinarti berharap, penerapan permainan tradisional di rumah dapat menjadi bagian tugas sekolah. Orang tua setidaknya diminta melaporkan kepada sekolah bahwa mereka sudah bermain dengan amak. Upaya ini sebagai bentuk aplikasi mata pelajaran tertentu yang berkesesuaian dengan permainan tradisional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement