Ahad 17 May 2020 10:50 WIB

Donald Trump Janjikan Vaksin Corona Tersedia Akhir 2020

Donald Trump menamai proyek pencarian vaksin corona dengan Operation Warp Speed.

Rep: Febryan. A/ Red: Nur Aini
Presiden AS Donald Trump
Foto: EPA
Presiden AS Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berjanji bahwa vaksin virus corona akan tersedia pada akhir 2020. Trump pun mengumpamakan upaya penemuan vaksin itu dengan upaya pembuatan senjata nuklir pertama di dunia pada Perang Dunia II.

Trump menamai proyek pencarian vaksin corona dengan "Operation Warp Speed". Ia mengatakan, proyek akan dimulai dengan mengkaji 14 kandidat vaksin yang paling menjanjikan sehingga prosesnya bakal lebih cepat.

Baca Juga

"Itu berarti besar dan berarti cepat," kata Trump soal Operation Warp Speed ketika konferensi pers di Gedung Putih, Jumat (15/5).

"Sebuah upaya ilmiah, industri, dan logistik besar-besaran, tidak seperti apa pun yang telah dilihat negara kita sejak Proyek Manhattan," ujarnya sebagaimana dilansir BBC. Proyek Manhattan adalah proyek riset dan pengembangan senjata nuklir pada Perang Dunia II.

Untuk menjalankan proyek penemuan vaksin ini, Trump menunjuk Moncef Slaoui sebagai pemimpin operasi. Slaousi sebelumnya memimpin divisi vaksin di perusahaan raksasa farmasi GlaxoSmithKline.

Sedangkan untuk chief operating officer, ia menunjuk Jenderal Gustave Perna yang sebelumnya menjabat sebagai pengawas distribusi di Angkatan Darat AS. Setelah penunjukannya, Slaousi ikut berbicara dalam konferensi pers Trump. Ia pun mengaku yakin bahwa "beberapa ratus juta dosis vaksin" akan diberikan pada akhir tahun 2020.

Pada wawancara sebelumnya dengan New York Times, Slauosi mengakui target pada akhir 2020 itu adalah sesuatu yang ambisius. Kendati demikian, ia berkata "tidak akan melakukannya kecuali saya pikir itu memang bisa dicapai".

Ahli kesehatan menanggapi misi Trump itu secara skeptis. Mereka meragukan target penemuan vaksin itu pada akhir 2020.

Dr Fauci, pakar penyakit menular terkemuka di AS, dan para ahli lainnya telah mengatakan bahwa penemuan vaksin akan memakan waktu setidaknya satu tahun. Sebagai contoh, ketika wabah Ebola melanda antara 2014-2016, vaksin pertamanya baru disetujui baru Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS pada Desember 2019.

"Saya tidak mengerti bagaimana hal itu bakal terwujud," kata Dr Peter Hotez, co-direktur Tim Vaksin Medicine Coronavirus di Baylor College, menanggapi pengumuman Trump di CNN.

"Saya tidak melihat jalur di mana vaksin apa pun dilisensikan untuk penggunaan darurat atau sebaliknya hingga kuartal ketiga 2021," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement