Sabtu 16 May 2020 13:39 WIB
Islam

Mengislamkan Jawa: Takhayul dan Sains

Sepenggal kisah takhayul dan Sains dalam mengislamkan Jawa

Santri Jawa mengaji
Foto: troppen musseum
Santri Jawa mengaji

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh: Muhammad Subarkah, Jurnalis Republika

Dalam buku bertajuk ‘Mengislamkan Jawa’  karya mendiang sejarawan Australia MC Ricklefs ada salah satu ‘chaper’ yang menarik. Hal itu adalah bahasan soal takhayul  dan “sains’.

Mengapa menarik? Karena dalam dunia batin orang Jawa keduanya saing terkait dan terikat secara mendalam. Ini misalnya adanya fenomena unik di tahun 1980-an, yakni kala itu terjadi kontroveri mengenai soal tuyul yang hendak diangkat dalam sebuah seminar. Kala itu tanggapannya lucu-lucu dan menarik. Pendek kata menjadi kehebohan.

Terkait tulisan soal takhyul dan ’sain’ terkait soal ‘mengislamkan Jawa’ larya Rickels itu sebagian isinya seperti ini:

Kebudayaan Jawa penuh dengan takhayul dan bahkan takhayul-takhayul ini tampak sudah lebih Islami, seperti keyakinan-keyainan lain, tidak meragukan bahwa ada mukjizat-mukjizat yang mengungkapkan kekuasaan Tuhan di dunia.

Namun, sebagaimana dengan agama lain, autentisitas aau ortodoksi dari satu fenomena tertentu bisa diperdebatkan. Kita akan melihat hal seperti ini bahwa banyak bentuk seni Jawa yang penting secara historis dan dianggap memiliki kekuatan spiritual tersebut di dunia moderen. Sehingga kesenian itu merosot menjadi sekedar hiburan dan harus menghadapai ersiangan ketat dengan bentuk hiburan yang lebih moderen.

Jadi mungkin saja bagi orang Jawa, semacam ini, kehampaan spriritual atau takhayul terjadi dalam kndisi-kondisi ini, kehampan yang Islam menawarkan untuk mengisinya. Ini bukan situasi di mana takhyul menghilang, melainkan di mana takhayul kian terislamkan. Ini terutama berlaku bagi umat Islam dari latar belakang tradisional.

Di Yogyakarta, lukisan-lukisan abstrak karya Kyai Haji Muhammad Fuad Riyadi dipamerkan pada satu bulan Ramadhan. Sang kiai menjelaskan bahwa dia melukis ketika, setelah selesai berzikir, mencapai kondisi spiritual di mana dia ingin menyebarkan cinta kepada semua makhluk Tuhan. Karena itu, lukisan-lukisannya mengandung energi-energi spriritual yang melekat di dalamnya dan yang menyebarkan rahmat-rahmat ke orang lain.

Bahkan, pemilih dari salah satu lukisannya mungkin tidak akan terkena santet’ karena kekuatan ini. Sulit bagi orang untuk melihat kekuatan ini, ujar sang kyai — tapi mencerminkan gaya yang umum dari sebagian besar pemikiran Jawa — Jika Dalailama melihat salah satu lukisannya, pemimpin tibet itu ‘pasti merasakan aura lukisan saya'.

Maka bila lulisan-lukisannya dipindahan dari satu tempat ke temat lain lukisan-lukisan itu harus dibungkus ketat dan disalati supaya tidak diserang oleh ‘frekuensi jahat’ di tengah jalan. Bencana alam —di mana banyak terjadi di Jawa, sebagaimana di daerah lain di Indonesia — dan penyakit cepat ditafsirkan sebagai hukuman bagi umat manusia, sehingga perbaikan moral dan pengajian massal harus diadakan.

 Di Cirebon, para penduduk setempat melihat apa yang mereka kira sebagai sebuah baru meteor menghantam tanah. Luar biasanya, ketika obyek ini mendarat dengan aroma belerang, obyek tersebut meleleh membentuk kata ‘Allah’ dalam aksara Arab. Akan tetapi obyek ini ternyata bukan batu meteor, melainkan kemungkinan limbah yang datang dari satu pabrik belerang terdekat.

Yang lebih mengesankan dari daya tahan takhayul yang terislamkan adalah penyebaran versi terislamkan dari sains atau ilmu pengetahuan. Kami mengemukakan tatkala membahas 1970-an betapa kaum Modernis seperti Sjafruddin Prawiranegara dan Osman Raliby menggambarkan Islam sebagai amana yang secara fundamental rasional. Mereka berpendapat bahwa Islam harus dipahami dalam cara yang selaras dengan sains.

Osman dan Sjafruddin mengakui bahwa pengetahuan iliah bisa menjelaskan kebenaran-kebenaran abadi dalam Alquran. Namun, pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, sudah umum untuk berpikir sebaliknya, yaitu memahami sains supaya selaras dengan Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement