Sabtu 16 May 2020 13:36 WIB

Penyintas Covid-19: Perlakuan Oknum Masyarakat Menyakitkan

Masyarakat diminta tidak memperlakukan pasien positif seperti orang yang memiliki aib

Dua pasien yang telah dinyatakan sembuh dari COVID-19 melakukan sujud syukur setelah menerima surat keterangan negatif COVID-19 di RSUD Loekmono Hadi, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (14/5/2020). Sebanyak empat pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 yakni pemudik dan tenaga kesehatan dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Dua pasien yang telah dinyatakan sembuh dari COVID-19 melakukan sujud syukur setelah menerima surat keterangan negatif COVID-19 di RSUD Loekmono Hadi, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (14/5/2020). Sebanyak empat pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 yakni pemudik dan tenaga kesehatan dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan

REPUBLIKA.CO.ID, PAYAKUMBUH -- Salah seorang pasien asal Payakumbuh, Sumatera Barat, Desmon (67 tahun) berhasil sembuh dari COVID-19. Dia mengatakan selama melakukan isolasi mandiri di rumah dan setelah dinyatakan sembuh, hal yang paling menyakitkan adalah cara atau tindakan oknum masyarakat kepada dirinya.

"Biasanya orang itu dekat dengan saya, sekarang malah membuang muka. Hal ini lebih menyakitkan saya dari pada rasa sakit COVID-19 itu sendiri," katanya di Payakumbuh, Sabtu (16/5).

Padahal, kata dia, seperti yang sering disampaikan oleh pemerintah bahwa terjangkit COVID-19 ini bukan aib. Sehingga masyarakat tidak perlu melakukan hal-hal yang membuat pasien bertambah sakit.

"Kami yang terdampak ini seharusnya mendapatkan dukungan moral dari masyarakat, bukan dikucilkan," ujarnya.

Untuk itu, diharapkannya agar seluruh masyarakat tidak memperlakukan pasien positif seperti orang yang memiliki aib. Sehingga pasien positif lebih cepat sembuh dari penyakitnya.

Terkait apa yang dikonsumsi oleh dirinya ketika saat, kata dia, pola makannya terus di atur oleh pihak keluarganya yang juga dari tenaga kesehatan. Setiap hari, dirinya juga terus mengkonsumsi vitamin-vitamin.

"Selain keluarga, saya juga terus dipantau oleh petugas kesehatan puskesmas, pagi, siang, malam saya terus dihubungi oleh petugas kesehatan. Menanyakan perkembangan dan lainnya," sebutnya.

Hal senada juga disampaikan pasien sembuh lainnya Dedi Irwan (53 tahun) yang menyebutkan dirinya terus mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan imun tubuh. "Saya juga mengkonsumsi madu, herbal, vitamin, minyak zaitun, air zam-zam dan hal lainnya," ujarnya.

Salah satu yang terpenting, kata dia, pasien positif harus senantiasa menjaga hati dan dirinya di dalam keadaan yang nyaman dan tenang. "Berprasangka baik dan jadikan ini sebagai waktu untuk memperbaiki diri. Dan jangan lupa terus mengikuti anjuran dari pemerintah," sebutnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Payakumbuh Erwin Yunaz juga mengimbau agar masyarakat tidak mengucilkan pasien positif yang telah sembuh dan tidak merusak suasana hati dari pasien positif yang tengah berjuang untuk sembuh.

"Ini bukan aib, setelah pasien dinyatakan sembuh berarti memang pasien itu sudah sembuh. Karena kami menyatakan sembuh bukan sembarangan saja," kata dia didampingi Kepala Dinas Kesehatan Bakhrizal.

Ia mengatakan petugas medis akan menyatakan pasien tersebut sembuh setelah melakukan dua hasil uji swab pasien tersebut negatif. "Sebenarnya dari hasil tracing kita ada empat yang sembuh, namun satu tercatat pasien di Agam dan satu lagi di Limapuluh Kota," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement