Jumat 15 May 2020 23:14 WIB

Toyota Belum Yakin Boyong RAV4 ke Indonesia

Toyota RAV4 menjadi SUV yang cukup digemari di beberapa negara.

PT Toyota Astra Motor (TAM) masih belum yakin untuk membawa Toyota RAV4 ke Indonesia (Foto: Toyota RAV4)
Foto: toyota.com
PT Toyota Astra Motor (TAM) masih belum yakin untuk membawa Toyota RAV4 ke Indonesia (Foto: Toyota RAV4)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Toyota Astra Motor (TAM) masih belum yakin untuk membawa Toyota RAV4 ke Indonesia. Meski Sport Utility Vehicle (SUV) ini sangat digemari di mancanegara, dengan penjualan 10.000 unit.

Marketing Director TAM, Anton Jimmi Suwandy, mengatakan bahwa tidak hanya RAV4 yang dipelajari untuk dibawa ke Indonesia. Dalam hal ini, PT TAM mempelajari bukan hanya dari sisi produk melainkan kendaraan yang memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia.

Baca Juga

"Saya pikir gak cuma RAV4, tapi semua produk baru pasti kita pelajari. Produk apa pun kita akan pelajari, tapi tentu saja yang kita pelajari bukan produk melainkan masukan dan kebutuhan dari Indonesia kira-kira seperti apa sihmasyarakat dan market Indonesia inginkan," kata Anton, Jumat (15/5).

Setelah mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat Indonesia, PT TAM akan meneruskan itu ke principal Toyota di Jepang untuk meminta restu membawa model-model terbaru ke Indonesia. Belum berhenti sampai di situ PT TAM juga harus memastikan kembali bahwa kendaraan yang ingin diperkenalkan ke masyarakat ini memang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat.

"Setelah kita mengetahui kebutuhan dari konsumen dan availibility dari produk, pastinya kita kawinkan dan kita coba cek apakah memang demand-nya atau kebutuhan ini memungkinkan gak untuk kita perkenalkan," kata dia.

Menurut dia, membawa kendaraan yang baru meski dengan jumlah yang sedikit akan membutuhkan waktu dan persiapan yang juga tidak sebentar. Menurut Anton, dari hasil kombinasi beberapa studi dan memang pada saat ini Toyota RAV4 belum menjadi salah satu produk yang ingin PT TAM masukkan ke Indonesia berdasarkan dari studi.

"Tapi tidak pernah menutup kemungkinan, jadi kalau memang ke depannya produk ini semakin cocok dan sesuai dengan kebutuhan di Indonesia ya kenapa tidak kita perkenalkan," tutup dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement