Jumat 15 May 2020 12:55 WIB

Sejarah Hari Ini: Inggris Uji Bom Hidrogen

Pada 15 Mei 1957 Inggris untuk kali pertama menguji bom hidrogen di Pulau Christmas

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Uji coba bom hidrogen Inggris pada 1957. Pada 15 Mei 1957 Inggris untuk kali pertama menguji bom hidrogen di Pulau Christmas.
Foto: guardian
Uji coba bom hidrogen Inggris pada 1957. Pada 15 Mei 1957 Inggris untuk kali pertama menguji bom hidrogen di Pulau Christmas.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Pada 15 Mei 1957 Inggris untuk kali pertama menguji bom hidrogen di Pulau Christmas di Samudera Hindia, sebelah selatan Indonesia. Pengujian bom hidrogen tersebut dipicu negara-negara lain yang berlomba memperbanyak senjata selama Perang Dingin.

Dilansir laman BBC History, pengumuman pengujian oleh Kementerian Pasokan Inggris hanya dideskripsikan sebagai "perangkat nuklir".  Istilah "perangkat" menunjukkan bahwa itu adalah peledak eksperimental dan bukan senjata yang dikembangkan sepenuhnya.

Baca Juga

Namun, alat itu hampir pasti bagian dari program senjata termo-nuklir yang dimulai pada Desember 1954 untuk mengembangkan bom hidrogen megaton, yang sama kuatnya dengan satu juta ton TNT. Tes dilakukan di ketinggian di atas Pulau Christmas yang sebagian besar tidak berpenghuni untuk meminimalkan kejatuhan nuklir.

Pengujian ini adalah rangkaian tes paling penting yang dilakukan oleh Inggris. Sebab  sudah dikembangkan dengan sumber daya terbatas dan dalam waktu yang sangat singkat.

Para ilmuwan telah mengambil dua tahun untuk mengembangkan tes dibandingkan dengan rekan-rekan Amerika mereka yang mengambil tujuh tahun sebelum meledakkkan perangkat pertama mereka. Bom dijatuhkan oleh jet bermesin empat, Valiant dari No 49 Squadron RAF Bomber Command, biasanya berbasis di RAF Wittering, Northants.

Menteri Pasokan Inggris, Aubrey Jones dikabarkan tentang uji coba nuklir Pasifik oleh Wakil Marsekal Udara WE Oulton, komandan gugus tugas dan WRJ Cook, direktur ilmiah program tersebut. Para ilmuwan sedang mengevaluasi hasil pengujian dan akan membuat pernyataan lebih lanjut dalam beberapa hari ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement