Jumat 15 May 2020 07:30 WIB

Kiasan Tangan Panjang yang Pertama Kali Menemui Rasulullah

Rasulullah SAW menunjukkan makna tangan panjang kepada para istrinya.

Rasulullah SAW menunjukkan makna tangan panjang kepada para istrinya. Ilustrasi Sedekah
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Rasulullah SAW menunjukkan makna tangan panjang kepada para istrinya. Ilustrasi Sedekah

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam Islam, bersedekah itu kewajiban setiap makhluk, bukan cuma urusan mereka yang berharta. Bersedekah itu hubungannya dengan kebajikan dan tingkat takwa seseorang. 

Beberapa hari sebelum wafat, Rasulullah menunjukkan tanda-tanda khusus yang belum pernah disaksikan para sahabatnya. Nabi, misalnya, sering berbicara tentang keindahan surga. Bagitu menakjubkan keindahan itu, seolah-seolah saat itu beliau benar-benar menyaksikannya secara langsung.

Baca Juga

Suatu ketika, sambil bercerita, beliau mengulurkan tangannya seperti hendak mengambil sesuatu, tetapi kemudian ditariknya lagi. Para sahabat yang menyaksikannya terheran-heran dan bertanya kepada beliau. "Aku melihat surga, dan aku menjangkau setangkai anggur," kata Nabi. "Jika aku mengambilnya, kalian baru dapat menghabiskannya selama umur bumi ini."

Martin Lings (Siraj al-Din Abu Bakar) mengutip salah satu hadits dari kumpulan hadits Bukhari dan mengolah episode yang indah itu dalam bukunya yang terkenal, Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources (1991). Tanda-tanda khusus hari-hari akhir Nabi Muhammad makin tampak ketika ditanya oleh para istri beliau, "Siapa di antara kami yang pertama kali akan menemui Anda kelak?"

Dengan suara yang menggetarkan hati, Nabi menjawab, "Tangan siapa di antara kalian yang paling panjang, itulah yang lebih dahulu menemuiku." Mereka lalu mengulurkan tangan masing-masing dan membandingkannya satu sama lain. Dugaan mereka, tangan Saudah yang paling panjang. Dialah istri Nabi yang paling tinggi dan besar.

Sekitar 10 tahun setelah Rasulullah wafat, ternyata Zainab yang lebih dahulu menyusul beliau. Dialah istri Nabi yang perawakannya paling kecil dan dijuluki "ibu kaum miskin" yang pemurah hati. Tahulah mereka bahwa "tangan paling panjang" yang dimaksud Rasulullah adalah orang yang gemar memberi: bersedekah.

Sungguh unik bahwa seseorang yang melakukan kebajikan dengan bersedekah hasilnya bukan untuk orang lain, melainkan untuk diri sendiri. Dalam Qabasat mina 'r-rasul, Muhammad Quthb mengutip hadits yang dirawikan Ibnu Hiban dan Baihaqi. "Setiap matahari terbit, pada diri seorang anak Adam ada sedekah. Pintu kebaikan sungguh banyak," tutur Rasulullah.

Setiap orang bisa berbuat kebajikan dengan apa saja yang dimilikinya. "Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, sekali-kali mereka tidak dihalangi (menerima pahalanya); dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa." (QS 3: 115).

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement