Kamis 14 May 2020 16:03 WIB

Jadi Menteri, Erick Thohir Ingat Ajaran Aa Gym Soal Akhlak

Erick menjelaskan akhlaq menjadi pondasinya dalam menjalankan BUMN.

Rep: Rahayu Marini Hakim/ Red: Karta Raharja Ucu
Menteri BUMN Erick Thohir saat kegiatan TownHall Meeting bersama seluruh Pegawai Kementerian BUMN.
Foto: Dok. Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir saat kegiatan TownHall Meeting bersama seluruh Pegawai Kementerian BUMN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN, Erick Thohir menceritakan kesulitannya pertama kali masuk ke dalam BUMN. Kepada KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), Erick mengaku teringat ajaran Aa Gym soal akhlak.

“Waktu saya masuk (BUMN) Aa, jujur berat sekali. Makanya dari awal kembali teringat ajaran Aa, yang pertama akhlak. Teori apa pun yang dijalanin, kalau akhlaknya gak bagus, ya tetep aja jadi gak bagus,” ucap Erick Thohir dalam Bincang Ramadhan bersama Aa Gym, Selasa (12/5).

Baca Juga

Erick menjelaskan akhlak menjadi pondasinya dalam menjalankan BUMN saat ini. Ia ingin membangun tim yang baik walaupun tidak sempurna, terutama di posisi komisaris utama dan direktur utama.

“Akhlak tentu menjadi pondasi, baru kita bicara teori usahanya. Tidak mungkin 142 perusahaan dengan anak cucunya 800, tidak mungkin menjaga dengan baik jika tidak membangun tim yang baik. Karena itu sejak awal saya coba menaruh orang, ya walaupun tidak sempurna tapi kita coba yang baik. Terutama di posisi komisaris utama dan direktur utama,” ucapnya.

Erick mengakui jika merasa terbantu dengan para figur yang mau menjabat sebagai komisaris utama dan direktur utama BUMN saat ini. “Alhamdulilah mereka percaya dengan apa yang mau kita jalankan. Pak Agus Marto mau menjadi komisaris BNI, sebelumnya menjadi Gubernur BI (Bank Indonesia), tapi mau turun. Lalu Pak Candra Hamzah, kita tahu siapa beliau dan mau membantu. Banyak figur seperti ini yang alhamdulilah mau bantu,” ujarnya.

Ada tiga langkah awal yang ingin dijalankan Erick selama menjadi menteri BUMN. Pertama, kata Erick, kembalinya BUMN ini menjadi manfaat bangsa dan rakyat dengan cara memperbaiki sistem. Kedua, harus kembali pada bisnis utamanya, contohnya dengan perusahaan perminyakan maka fokus dengan hal tersebut. Terakhir, membangun teknologi dan penelitian.

Erick ingin BUMN berkerjasama dengan perguruan tinggi di Indonesia. Ia percaya merekalah yang berperan penting karena banyak orang sukses yang tercipta karena pendidikan yang baik di Indonesia, dan mereka mampu menciptakan teknologi, obat, alat kesehatan dan masih banyak lagi.

“Mereka saya percaya mampu, bahkan mereka saat ini ITB mampu menciptakan alat pernapasan. Tinggal kita dorong dan pemerintah menjadi pondasinya,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement