Kamis 14 May 2020 10:44 WIB

Demonstran Ejek Carrie Lam dengan Langgar Pembatasan Sosial

Ratusan pengunjuk rasa berkumpul di mal seluruh Hong Kong ejek Carrie Lam

Rep: Lintar Satria/Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Ratusan pengunjuk rasa berkumpul di mal seluruh Hong Kong ejek Carrie Lam. Ilustrasi.
Foto: Jerome Favre/EPA
Ratusan pengunjuk rasa berkumpul di mal seluruh Hong Kong ejek Carrie Lam. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Ratusan pengunjuk rasa berkumpul di mal-mal di seluruh Hong Kong. Mereka melanggar peraturan pembatasan sosial untuk mengejek pemimpin kota Carrie Lam di hari ulang tahunnya.

Polisi yang mengenakan seragam anti huru-hara dan seragam biasa masuk ke dalam mal. Setidaknya satu orang ditangkap setelah polisi mendorong kerumunan dengan semprotan merica. Sebagian besar toko di dalam mal masih tutup.

Baca Juga

Insiden di mal ini menjadi kerusuhan sosial pertama sejak Hong Kong dinilai cukup sukses menanggulangi virus corona. Kota itu mencatat 1.051 kasus infeksi dan empat kasus kematian.

Pemerintah Hong Kong sudah mengizinkan bar, gym, dan bioskop dibuka kembali. Pegawai negeri sipil juga sudah mulai kembali bekerja. Sementara masyarakat tidak boleh berkumpul lebih dari delapan orang.

Lam yang berulang tahun ke-63 adalah pemimpin kota yang paling tidak populer sejak Hong Kong dikembalikan Inggris ke China pada 1997 lalu. Tahun lalu Lam mendorong undang-undang yang dapat membuat tersangka Hong Kong diadili di China.

Rancangan undang-undang yang sudah dibatalkan itu memicu gejolak politik di Hong Kong selama berbulan-bulan. Demonstrasi kerap berubah menjadi bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi.

"Saya berharap Carrie Lam panjang umur jadi dia bisa menanggung tanggung jawab keputusan yang ia buat. Kami akan melanjutkan perlawanan. Jika kami tidak mencoba melawan, mereka hanya akan menekan kami lebih kejam lagi," kata salah seorang pengunjuk rasa Ken, Rabu (13/5).

Di mal New Town Plaza yang berada di distrik kelas pekerja Sha Tin pengunjuk rasa memasang spanduk. Spanduk itu bertuliskan 'Bebaskan Hong Kong, Revolusi di Masa Kami' dan para pengunjuk rasa meneriakkan 'Tidak ada perusuh, hanya ada tirani' dan 'bubarkan kepolisian Hong Kong'.

Pada pekan lalu di Facebook Lam menulis dompet yang dikirimkan keluarganya untuk Hari Ibu melalui sistem keamanan yang ketat. Ini karena dalam beberapa bulan terakhir ia berulang kali menerima ancaman bom.

Di Sha Tin, pengunjuk rasa menempelkan poster wajah Lam di jendela-jendela kaca. Salah satunya bertuliskan 'Selamat ulang tahun dan semua pergi ke negara' dan poster lainnya bertuliskan  'karena kamu, banyak yang tidak merayakan Hari Ibu'. 

Peraturan pembatasan sosial sempat menghentikan demonstrasi sejak Januari lalu. Peraturan tersebut diberlakukan dengan harapan dapat memutus rantai penularan virus corona.

Tapi setelah bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi serta penangkapan 230 orang pada pekan lalu, demonstrasi tampaknya akan berlanjut lagi pada musim panas ini. Terutama karena kekhawatiran virus corona mengalihkan perhatian masyarakat internasional atas potensi tindakan keras pemerintah.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement