Kamis 14 May 2020 03:36 WIB

China Standarisasi Wireless Charging untuk Mobil Listrik

Standarisasi ini akan menjadi acuan bagi para produsen mobil listrik.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Di tengah meningkatnya harga bahan bakar minyak dan isu lingkungan, popularitas kendaraan listrik mulai meningkat (Ilustrasi Pengisian Bahan Bakar Mobil Listrik)
Foto: Wikimedia
Di tengah meningkatnya harga bahan bakar minyak dan isu lingkungan, popularitas kendaraan listrik mulai meningkat (Ilustrasi Pengisian Bahan Bakar Mobil Listrik)

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Salah satu keunggulan mobil listrik adalah dari sisi kepraktisan. Selain minim perawatan, electric vehicle (EV) pun menjanjikan pengisian daya yang jauh lebih praktis dibanding kendaraan dengan mesin konvensional.

Karena, EV juga memungkinkan pengendara mendapat kemudahan saat melakukan pengisian ulang baterai lewat teknologi wireless charging. Artinya, pengisian baterai dapat dilakukan tanpa menggunakan kabel berkat teknologi induksi seperti pengisian daya nirkabel pada sejumlah smartphone tercanggih saat ini.

Baca Juga

Dilansir dari Electrive pada Rabu (13/5), sejumlah negara pun telah bersiap untuk menyambut kehadiran teknologi itu. Dari semua negara, mungkin China jadi salah satu negara paling agresif. Negara itu telah menyiapkan standarisasi untuk teknologi wireless charging

Standarisasi ini menjadi salah satu hal penting dalam penerapan teknologi tersebut. Mengingat, pengisian daya nirkabel merupakan teknologi induksi yang berkaitan dengan gelombang elektromagnetik. Sehingga, diperlukan standarisasi untuk memastikan bahwa teknologi itu aman untuk digunakan.

Selain itu, standarisasi juga dibutuhkan oleh para produsen EV. Dengan adanya standar baku, maka para pabrikan pun dapat membenamkan device wireless charging yang kompatibel dengan fasilitas pengisian yang ada.

Standarisasi di Cina melibatkan Standardization Administration of China (SAC) dan perusahaan pengembang teknologi induktif bernama WiTricity. Selain itu, proses ini juga melibatkan China Electricity Council (CEC), China Electric Power Research Institute (CEPRI) dan China Automotive Technology and Research Center (CATARC).

Sejumlah standarisasi yang disepakati tertuang dalam SAE J2954, ISO 19363 atau IEC 61980. Melihat titik terang ini, CEO WiTricity, Alex Gruzen pun mengaku senang akhirnya Cina telah mempersiapkan standarisasi untuk tekonologi ini.

"Standarisasi ini tentu menjadi acuan bagi para produsen. Sehingga, pabrikan dan pemasok dapat segera mempersiapkan device pengisian nirkabel yang sesuai dengan standar itu," kata Alex Gruzen.

WiTricity pun yakin, hal ini sekaligus akan mendorong penerapan EV secara lebih masif karena nantinya EV akan hadir kian praktis. Apalagi, WiTricity juga mengklaim bahwa teknologi induksi yang dikembangkan dalam wireless charging mampu menghasilkan tingkat pengisian daya dan efisiensi yang setara dengan pengisisan konvensional menggunakan kabel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement