Darah Biru
Selain peraih Adhi Makayasa maupun Tri Sakti Wiratama, ada jabatan ‘darah biru’ yang bisa memperlancar karier menjadi perwira tinggi. Jabatan itu berada di sekeliling istana presiden. Di antaranya: komandan Grup A Paspampres, ajudan presiden, maupun sekretaris militer presiden.
Grup A Paspampres memiliki tugas melaksanakan pengamanan fisik langsung jarak dekat setiap saat terhadap presiden beserta keluarganya. Begitu istimewanya Komandan Grup A dan ajudan presiden. Banyak yang berada di posisi itu, karena tugasnya, akhirnya tidak melewati jenjang pendidikan Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI. Di Polri disebut Sekolah Staf Pimpinan Tinggi (sespimti).
Memang bukan berarti yang menjadi ajudan presiden maupun komandan Grup A tidak memiliki kemampuan akademik yang bagus, sehingga tidak mengikuti Sesko TNI. Salah satu prasyarat menjadi perwira tinggi.
Karena itu pula mereka kerap disebut memiliki ‘darah biru’. Berpeluang menjadi jenderal tanpa mengikuti jenjang Sesko TNI. Termasuk tanpa melalui seleksi menjadi Komandan Korem.
Seperti yang terjadi pada Brigjen Tri Budi Utomo yang kini menjadi Komandan Korem Wijayakrama. Lulusan Akmil 1994 itu melewati dua penerima Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama. Tri Budi sebelumnya Komandan Grup A Paspampres. Ia juga pernah menjadi Komandan Satuan 81 Kopassus.
Berikut nama-nama yang pernah menjadi Komandan grup A Paspampres era Presiden Jokowi; Kolonel (Infanteri) Maruli Simanjuntak, Kolonel (Infanteri) Mohamad Hasan, Kolonel (Infanteri) Tri Budi Utomo, Kolonel (Infanteri) Achurudin.
Nama-nama yang pernah menjadi Komandan Paspampres era Presiden Jokowi; Mayjen Andika Perkasa, Mayjen (Mar) Bambang Suswantono, Mayjen (Mar) Suhartono, Mayjen Maruli Simanjuntak. Ajudan Presiden Jokowi dari TNI AD; Kolonel (Infanteri) Widi Prasetjono, Kolonel (Infanteri) Dedi Suryadi, Kolonel (Infanteri) Rudy Saladin.
Sedangkan yang pernah menjadi sekretaris militer presiden era Jokowi; Laksamana Muda Tri Wahyudi Sukarno, Marsekal Muda Hadi Tjahjanto, Marsekal Muda Trisno Hendradi, dan Mayor jenderal Suharyanto.