Rabu 13 May 2020 18:11 WIB

Pasien Covid-19 Sembuh di Irak Hadapi Stigma

Pasien Covid-19 yang sembuh di Irak menghadapi kecurigaan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ani Nursalikah
Pasien Covid-19 Sembuh di Irak Hadapi Stigma. Pasien Covid-19 yang sembuh di Irak, Mohannad Ibrahim Khalil di Mosul, Irak, 7 Mei 2020. Dia harus menghadapi stigma sosial dari masyarakat usai sembuh.
Foto: REUTERS/Younis Qays
Pasien Covid-19 Sembuh di Irak Hadapi Stigma. Pasien Covid-19 yang sembuh di Irak, Mohannad Ibrahim Khalil di Mosul, Irak, 7 Mei 2020. Dia harus menghadapi stigma sosial dari masyarakat usai sembuh.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Mohannad Ennezi menghabiskan hampir sebulan di bangsal isolasi rumah sakit di kota Mosul, Irak utara, dirawat karena Covid-19. Sekarang dia telah pulih dan menghadapi stigma dari orang-orang di sekitarnya.

Ennezi mengatakan, telah menghadapi kecurigaan dari beberapa penduduk setempat yang khawatir dia akan menyebarkan penyakit akibat virus corona baru ini. Dia menyadari beberapa orang menghindarinya di jalan dan baru-baru ini menyadari telah menyandang stigma karena sembuh dari Covid-19.

Baca Juga

Kondisi tersebut terasa ketika seorang pria mengikutinya selama perjalanan belanja dan bertanya kepada penjaga toko apakah dia tahu siapa dia. "Orang pertama berkata, 'Ini Mohannad, orang yang terinfeksi virus corona!' Penjaga toko menjawab: 'Jadi, apa dia bukan manusia?'" ujarnya menceritakan ulang pengalamannya.

Wartawan itu jatuh sakit pada Maret setelah kembali ke Irak dari perjalanan umroh di Arab Saudi. Dia mengatakan, setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit Al-Salam secara gratis dan dinyatakan sembuh, perjuangannya belum berakhir.

Ennezi harus terbiasa menghadapi reaksi negatif dari beberapa orang. Meski begitu, dia mengakui, sebagian besar saudara dan teman telah mendukung dan mengajaknya bertemu secara teratur sejak keluar dari rumah sakit bulan lalu.

Pria berusia 35 tahun itu baru-baru ini mengunjungi kembali klinik yang merawatnya dan beberapa anggota keluarga yang juga terkena virus corona, termasuk ayah Ennezi yang sudah lanjut usia. "Hal yang paling sulit bagi saya adalah (memikirkan) keluarga saya dan orang-orang yang telah saya hubungi," ujarnya.

"Saya banyak memikirkan mereka. Saya takut mungkin telah menginfeksi mereka. Ketika Anda sendirian, itu berbeda dari ketika Anda adalah bagian dari lima anggota keluarga. Saya merasa saya memikul beban yang berat," kata Ennezi.

Seluruh keluarga Ennezi yang terkena Covid-19 pun dapat pulih. Selama kunjungan ke rumah sakit Al-Salam, Ennezi memberi hormat kepada penjaga keamanan di gerbang yang menyambut beberapa dokter dan perawat yang merawatnya.

Ennezi juga memiliki sertifikat kesehatan dari rumah sakit yang menyatakannya layak untuk melanjutkan pekerjaan. Dia juga memposting foto dirinya berjabat tangan dengan dokternya di situs media sosial.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement