Rabu 13 May 2020 13:00 WIB

Jalur Penerimaan Vokasi Industri Catat 20 Ribu Pendaftar

Politeknik Kemenperin hanya menerima 3.041 calon mahasiswa dari 20 ribu pendaftar.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Pendaftaran calon mahasiswa politeknik dan akademi komunitas di lingkungan Kementerian Perindustrian (Kementerian) pada tahun ini menunjukkan animo cukup tinggi. Calon mahasiswa yang mendaftar lewat Jalur Penerimaan Vokasi Industri (Jarvis) mencapai 20.707 orang.
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Pendaftaran calon mahasiswa politeknik dan akademi komunitas di lingkungan Kementerian Perindustrian (Kementerian) pada tahun ini menunjukkan animo cukup tinggi. Calon mahasiswa yang mendaftar lewat Jalur Penerimaan Vokasi Industri (Jarvis) mencapai 20.707 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendaftaran calon mahasiswa politeknik dan akademi komunitas di lingkungan Kementerian Perindustrian (Kementerian) pada tahun ini menunjukkan animo cukup tinggi. Calon mahasiswa yang mendaftar lewat Jalur Penerimaan Vokasi Industri (Jarvis) mencapai 20.707 orang.

Kementerian menyatakan, angka tersebut lebih tinggi dari penerimaan yang dilakukan masing-masing politeknik maupun akademi komunitas pada 2019, yaitu sebanyak 19.065 pendaftar. Perlu diketahui, Program Jarvis telah berlangsung pada 16 April sampai 10 Mei 2020.

Baca Juga

Jarvis merupakan program penerimaan mahasiswa baru di seluruh unit pendidikan milik Kemenperin, yang dilaksanakan lewat sistem online melalui portal www.jarvis.kemenperin.go.id. Program Jarvis diinisiasi oleh Kemenperin untuk memudahkan calon mahasiswa mendaftar, khususnya di tengah wabah Covid-19.

“Kami mencatat, jumlah pendaftar Jarvis pada 2020 mengalami peningkatan. Ini dibandingkan penerimaan mandiri yang dilakukan oleh setiap politeknik dan akademi komunitas di tahun 2019,” ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Industri (BPSDMI) Kemenperin Eko SA Cahyanto di Jakarta, Rabu (13/5).

Dari total pendaftar tersebut, kata dia, lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) cukup mendominasi dengan jumlah 13.794 pendaftar. Selanjutnya diikuti oleh lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 5.344 pendaftar, dan dari lulusan Madrasah Aliyah (MA) sekitar 1.569 pendaftar.

“Langkah berikutnya, kami melakukan validasi terhadap total calon mahasiswa yang telah mendaftar tersebut,” ujar Eko.

Berdasarkan hasil validasi, sebanyak 14.085 pendaftar dinyatakan dapat mengikuti ujian secara online. Sedangkan 6.745 pendaftar lainnya dinyatakan gugur.

Ia menambahkan, setelah melalui proses pendaftaran dan verifikasi, calon mahasiswa akan mengikuti try out dan ujian. Keduanya diselenggarakan secara online pada 13 Mei dan 16 Mei 2020.

Try out ini dilakukan guna mengukur sejauh mana kemampuan dan kesiapan calon mahasiswa dalam menghadapi ujian sesungguhnya. Untuk try out dan ujian yang diselenggarakan secara online, yang diujikan adalah soal-soal tes potensi akademis (TPA) dan tes Bahasa Inggris,” jelas Eko.

Selanjutnya, hasil ujian online tersebut akan diumumkan pada 5 Juni 2020. Kemudian, peserta yang lulus ujian online bakal menghadapi tahap wawancara yang jadwalnya nanti ditentukan oleh masing-masing politeknik dan akademi komunitas. 

“Nantinya kami hanya menerima sebanyak 3.041 calon mahasiswa yang berhasil lulus. Baik dari dari ujian online maupun wawancara,” tegas dia.

Berdasarkan laporan yang diterima, lanjutnya, politeknik yang berlokasi di Jakarta menjadi tujuan utama para calon mahasiswa tahun ini. Politeknik Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI) menjadi pilihan utama dari 3.075 calon mahasiswa yang memilih. Lalu sebanyak 2.998 calon mahasiswa memilih Politeknik Akademi Pimpinan Perusahaan (APP) Jakarta sebagai kampus tujuan prioritas. 

“Politeknik yang berlokasi di Jakarta ini cukup banyak dipilih oleh para calon mahasiswa yang mendaftar. Mereka menempatkan kedua politeknik ini pada pilihan pertama saat mendaftar di situs Jarvis,” jelas Eko.  

Hingga saat ini, Kemenperin memiliki 10 politeknik dan dua akademi komunitas yang tersebar di seluruh Indonesia. Semuanya telah menyelenggarakan program pendidikan vokasi demi menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) industri yang kompeten.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement