Rabu 13 May 2020 11:09 WIB

Pelaku Rasialis kepada Ian Wright Menyerahkan Diri

Rasialisme terus menjadi permasalahan di sepak bola Eropa.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Ian Wright
Foto: www.sportydesktops.com
Ian Wright

REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Seorang remaja menyerahkan diri setelah ditengarai mengirim pesan bernada rasis kepada mantan striker Arsenal, Ian Wright di akun Twitter-nya. Wright mengaku, pesan itu sangat menyinggung hatinya. 

"Saya tidak ingin menghiraukannya tapi pesan itu membuat saya sakit hati. Ia hanya seorang anak dan berkata langsung kepada saya tanpa kekhawatiran sama sekali," tulis Wright di akun Twitter-nya, Selasa (12/5).

Pesan yang membuat Wright berang adalah "Jika saya tertular corona, maka saya akan batuk di depan wajahmu." Sementara, kepolisian Irlandia menyatakan pihaknya mendapati seorang remaja yang menyerahkan diri dan langsung dimintai keterangan.

Kasus ini ditangani oleh Direktorat Penuntutan Publik, seperti diberitakan Sky Sports, Rabu (13/5). Kepolisian setempat menyampaikan, tidak ada perlawanan yang dilakukan pemuda tersebut. Mereka memutuskan juga memeriksa akun Instagram sang pemuda sebagai bagian dari penyelidikan. 

Di satu sisi, Wright mendapat berbagai dukungan dari supporter dan mantan bintang sepak bola. Cuitannya itu sudah dicuit ulang sebanyak 20 ribu retweet.  "Terima kasih untuk dukungannya. Saya sekarang sudah merasa lebih baik dan tidak mempedulikannya. Tapi perbuatan itu memang harus mendapat konsekuensi. Setiap orang harus mendidik yang lain, salam damai dan cinta," kata dia. 

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) setempat, 'Show Racism the Red Card' menegaskan sikap Ian Wright tepat untuk melawan rasisme. Ketua LSM itu, Ged Grebby mendukung apa yang dilakukan mantan striker timnas Inggris itu. 

"Ian Wright memberanikan dirinya menghadapi ini. Ketika berbicara dengan Gary Lineker di acara 'Match of the Day', ia mengangkat isu rasisme ketika masih menjadi pemain," ujar dia.  "Ini menunjukan rasisme masih menjadi permasalahan. Orang-orang bertahan di rumah tapi tidak menghentikan ujaran kebencian terhadap orang lain di media sosial, itu mengejutkan," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement